Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Permintaan masyarakat untuk pembelian beras medium jenis SPHP ke Perum Bulog Kantor Cabang Kediri, Jawa Timur, terus meningkat.
Kepala Bulog Cabang Kediri, Imam Mahdi, memperkirakan peningkatan itu terjadi karena turunnya produksi padi di tingkat petani, yang berakibat naiknya harga beras di pasaran.
Akhirnya, warga berbondong-bondong untuk membeli beras yang harganya terjangkau yakni beras jenis SPHP.
“Karena produksi padi menurun, harga pasar otomatis terkerek naik,” kata Imam, Kamis (18/1/2024).
Imam menjelaskan, meningkatnya permintaan beras medium merek SPHP itu terjadi sejak bulan September 2023.
Kemudian memasuki bulan Desember 2023, pihaknya sudah menyalurkan beras merek SPHP ke wilayah kerja Kabupaten Kediri, Kota Kediri, dan Kabupaten Nganjuk, sekitar 2.000 ton.
“Kalau bulan Januari 2024 ini kita sudah tembus 1.400 ton. Padahal belum sampai akhir bulan ini,” jelasnya.
Imam menerangkan, pihaknya telah memperluas penyaluran beras medium merek SPHP tersebut ke lokasi usaha masyarakat bermitra dengan Bulog Kediri, dinamai Rumah Pangan Kita (RPK) dan Toko Pangan Kita (TPK).
Bulog Kediri juga mermitra bersama Badan usaha milik desa (Bumdes) dan lumbung desa.
“Di wilayah Kota Kediri posisi pasar tradisional ada tiga lokasi, Kabupaten Kediri ada 17 lokasi, dan Kabupaten Nganjuk ada 15 lokasi,” papar Imam.
“Penyaluran beras SPHP ke puluhan RPK, TPK ada sembilan lokasi, Bumdes dua lokasi, dan yang daftar ke lumbung desa ada satu lokasi,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan penjualan beras merek SPHP di stand penjualan depan Bulog Kantor Cabang Kediri.
Sementara itu, Dewi, salah satu warga Kediri, mengaku sudah terbiasa membeli beras medium merek SPHP di Lapak Bulog Kediri.
Dibandingkan harga di pasaran, beras medium keluaran pemerintah ini dijual lebih murah.
“Harga beras SPHP kemasan lima kilogram dijual Rp 54.500 per sak. Kalau di pasar masih tinggi, bisa sampai Rp 70.000 per sak,” sebut Dewi.