Meteranews.co, Kota Kediri – Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim kembali menemukan satu bilik patirtan saat melakukan ekskavasi di areal patirtan di sebelah selatan kawasan Candi Klotok, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
Ketua Tim Arkeolog BPK wilayah XI Jatim, Nugroho Harjo Lukito mengatakan, proses ekskavasi tahap empat di patirtan yang berada 500 meter sisi selatan Candi Klotok ini dimulai sejak Jumat (23/8/2024) sore.
Satu patirtan yang ditemukan di atas patirtan utama berjajar dengan patirtan kecil yang ditemukan tahun lalu di atas patirtan utama.
“Bilik ini ditemukan berjajar dua dengan bilik kecil yang ditemukan kemarin. Jadi ada dua bilik kecil membagi struktur ini dua sisi yang seimbang,” terang Nugroho, Senin (26/8/2024).
Selain ditemukan bilik, di atasnya juga ditemukan struktur diduga ada dua lantai.
Tim memperkirakan di sisi utara bilik utama masih ada satu bilik kecil sebagai bilik sayap. Posisinya diperkirakan selevel dengan bilik kecil di sisi selatan mengapit bilik utama.
“Melihat kondisi saat ini, kita mencurigai masih ada bilik di utara bilik utama, posisinya selevel dengan bilik sayap di selatan. Diperkirakan posisinya di bawah saluran irigasi yang dibuat oleh masyarakat, ukuranya sekitar dua setengah meter,” jelasnya.
Menurut Nugroho, tim masih belum bisa memastikan tahun berapa patirtan ini dibuat, karena tidak ditemukan pentunjuk yang jelas baik tahun atau tulisan Jawa di lokasi ekskavasi.
Namun temuan ini diperkirakan dibuat pada era pra-Majapahit, yang diduga satu periode dengan Candi Klotok yang berada di sebelah utara patirtan, juga seperiode dengan Goa Selomangleng.
“Kita belum bisa memastikan, karena tidak ada pentunjuk tahun atau tulis Jawa. Namun melihat ketebalan struktur bata yang tebal-tebal diperkirakan seperiode Candi Klotok dan Goa Selomangleng,” imbuhnya.
Ekskavasi ini dilakukan oleh Tim Arkeolog BPK wilayah XI sejak Jumat (23/08/2024) sore, dan akan berakhir pada 3 September 2024 mendatang.
Proses ekskavasi ini cukup berat, karena tim harus mengakat batu gunung yang banyak ditemukan di lokasi. Diperkirakan batuan tersebut menuntup permukaan patirtan akibat bencana alam.
“Tantanganya banyak batu besar di lokasi yang menutup patirtan. Kemungkinan ini akibat bencana alam, entah tanah longsor atau gempa. Mudah-mudahan ditemukan satu bilik lagi di utara,” pungkasnya. Doc: Darman/Meteranews.co