Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Program pembangunan dusun senilai Rp 300 juta – 500 juta per dusun per tahun yang digagas oleh Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kediri, H Deny Widyanarko – Hj Mudawamah, terus mendapatkan respon positif dari masyarakat luas.
Hal ini seiring program yang dimiliki oleh Paslon nomor urut 1 itu dinilai pro rakyat, dan memberikan kontribusi besar dalam memajukan seluruh wilayah di Kabupaten Kediri secara merata.
Program pembangunan dusun yang bersifat fleksibel tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kemajuan di masing-masing dusun, baik itu di bidang ekonomi, pertanian, infrastruktur, kepemudaan hingga di bidang kesenian.
Seperti yang diungkapkan oleh Suyono. Salah satu pekerja seni di Kabupaten Kediri itu yakin program Rp 300-500 juta per dusun per tahun serta Rp 3-5 juta per RT per tahun mampu memenuhi kebutuhan, serta aspirasi masyarakat di tingkat bawah.
“Program pembangunan dusun ini sangat memberikan ruang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam menata, serta menentukan apa yang menjadi skala prioritas kebutuhan di lokasi lingkungan sekitar. Jadi cukup fleksibel, selain dipergunakan untuk infrastruktur, pertanian dan ekonomi, program ini juga mampu mendorong serta mencover pengembangan seni di wilayah Kabupaten Kediri,” kata Suyono.
Suyono mencontohkan, sampai hari ini banyak kelompok-kelompok seni yang belum memiliki tempat latihan maupun alat yang memadai.
Ia pun yakin melalui program pembangunan dusun tersebut mampu mewadahi serta mencover kebutuhan seni di desa-desa, melalui sistem penyaluran maupun penyerapan anggaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya.
“Banyak seni yang belum memiliki alat, belum memiliki panggung bahkan sound. Melalui program pembangunan dusun ini, diharapkan apa yang menjadi permasalahan di atas dapat ter-cover, sehingga kegiatan seni di Kabupaten Kediri dapat terus berjalan dan memberikan hiburan kepada masyarakat secara umum,” terang Suyono.
Sementara itu, Deny Widyanarko memastikan bahwa program tersebut memang dirancang untuk memenuhi aspirasi masyarakat di tingkat bawah, termasuk pengembangan seni.
Menurut figur yang khas dengan blangkon hijau tersebut, langkah itu sangat tepat. Sebab masyarakat lah yang mengetahui permasalahan di tingkat bawah. Selain infrastruktur, pertanian maupun ekonomi, seni juga bisa diakomodir melalui program ini.
“Program dusun ini diharapkan benar-benar bisa bermanfaat untuk masyarakat, karena program ini akan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dusun, yang paling tahu masalah di dusun ya sebenarnya warga masyarakat. Oleh karena itu, nantinya untuk menentukan prioritas apa biarlah masyarakat sendiri yang menentukan melalui rembuk dusun,” tegas Deny.
Sebagai wujud komitmennya, pria asli Plosoklaten itu juga melakukan kontrak politik dengan masyarakat.
Dalam kontrak politik tersebut, Deny bersedia mengundurkan diri dari jabatan Bupati Kediri apabila dirinya gagal mewujudkan program pembangunan dusun sebesar Rp 300-500 juta per dusun per tahun selama dua tahun bekerja.
“Bentuk wujud komitmen saya, bahwa saat saya nanti menjabat sebagai Bupati Kediri, di mana dalam kurun waktu dua tahun itu saya akan menganggarkan program pembangunan dusun. Bila mana dalam dua tahun masa jabatan saya, saya tidak bisa menganggarkan program pembangunan itu, saya akan mengundurkan diri sebagai Bupati Kediri,” tandasnya. (ADV)