Peternak Cupang di Kediri Gagal Panen Gegara Serangan Regul

Cupang Kediri
Caption: Budidaya ikan cupang milik Mufid Mustofa (27), warga Desa Mojosari, Kecamatan Kras, Selasa (21/1/2025). Doc: Mufid

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Sejumlah peternak cupang di Desa Mojosari, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, diduga diserang hewan predator pemakan hewan-hewan kecil berupa regul.

Serangan hewan berkaki empat ini mengakibatkan ikan cupang hasil budidaya tiga peternak di Desa Mojosari ludes, sehingga gagal panen.

Bacaan Lainnya

Salah seorang peternak ikan cupang, Mufid Mustofa (27) mengatakan, serangan predator regul ini mulai terjadi sepekan ini.

Ikan cupang hasil budidaya dari yang semula 7.000 ekor, kini sekitar 6.000 ekor di antaranya telah ludes diserang kawanan regul. Kondisi ini mempengaruhi hasil panen.

“Sekitar seminggu lalu ikan sudah masuk ke dalam botol. Rencananya akan saya kirim ke teman, tetapi tiba-tiba hilang. Total dari lebih 7.000 ekor, dan yang hilang antara 6.000 ekor,” kata Mufid, Selasa (21/1/2025).

Warga Desa Mojosari, Kecamatan Kras, itu menceritakan kejadian hilangnya ribuan ekor ikan cupang budidayanya, yang menimbulkan kecurigaan tersebut.

Menurutnya, kejadian tersebut berlangsung singkat dalam waktu semalam.

“Kejadiannya tengah malam, empat hari yang lalu,” jelasnya.

Sementara dua hari kemudian, Mufid mendengar seperti suara anak ayam di tempat budidaya ikan di belakang rumahnya itu.

Karena merasa penasaran, ia bergegas mengambil senter lampu dan terlihat kawanan regul berwarna hitam berlarian.

Atas kejadian itu, Mufid gagal panen dan menelan kerugian yang ditaksir mencapai Rp 10 juta.

“Kerugian sekitar Rp 9 – Rp 10 juta, karena ada yang sudah siap jual, yang siap jual dijual Rp 2.500 per ekor,” paparnya.

Ikhwan Faroji (31), salah seorang peternak lainnya, mengaku kehilangan 3.000 ikan cupang yang sedang dalam fase pembesaran.

Ikan-ikan cupang yang berada dalam botol pembesaran di pekarangan rumahnya ludes akibat dua kali serangan regul.

“Sekitar 3.000 ekor hilang, tinggal kepala ikan. Badannya hilang, ada juga yang jatuh berserakan ke tanah,” ungkapnya.

Faroji menyebut serangan predator regul itu menimbulkan kerugian sekitar Rp 6 juta.

Ia berharap, kejadian yang pertama kali dialami peternak ikan di wilayahnya tersebut tidak akan terulang, serta ada bantuan dari petugas terkait.

“Petugas terkait semoga bisa membantu memberikan solusi seperti pencarian hewan predator tersebut,” pungkas Faroji.

Pos terkait