Metaranews.co, Samarinda – Kepulan asap pekat di lantai tiga Bigmall Samarinda yang terjadi pada Selasa dini hari (3/6) meninggalkan jejak kekhawatiran mendalam. Kejadian yang menyebabkan belasan orang dilarikan ke rumah sakit itu mendorong desakan dari DPRD Kalimantan Timur agar manajemen pusat perbelanjaan tersebut segera melakukan evaluasi menyeluruh, terutama dalam aspek keselamatan dan proteksi kebakaran.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Subandi, dengan tegas meminta agar Bigmall tidak dibuka kembali sebelum seluruh sistem keamanan dievaluasi dan diverifikasi oleh instansi yang berwenang. Ia menekankan pentingnya memastikan bahwa instalasi listrik, sprinkler, hingga alat pemadam kebakaran ringan (APAR) berada dalam kondisi optimal.
“Saya harap manajemen Bigmall bisa segera mengevaluasi dan melengkapi kesiapan itu. Pastikan semua jaringan instalasi listrik dan lain-lain beroperasi dengan aman,” ucap Subandi kepada media pada Rabu (4/6/2025).
Ia menyoroti bahwa kebakaran yang melanda area komersial tersebut turut memengaruhi kenyamanan dan keamanan hotel yang berada dalam kompleks yang sama. Beberapa korban bahkan mengalami sesak napas serius hingga harus dirawat intensif di ruang ICU.
“Ketika Bigmall mau beroperasi kembali, harus memastikan semua safety yang terkait dengan kenyamanan para pengunjung sudah disiapkan. Electrical harus bagus, sprinkler berfungsi, alat pemadam seperti APAR juga tersedia. Semua harus diverifikasi oleh tim independen atau instansi teknis yang kompeten,” lanjutnya.
Menurut Subandi yang juga menjabat Ketua Badan Kehormatan DPRD Kaltim, Bigmall memegang peran penting sebagai pusat kegiatan ekonomi di Samarinda. Namun, ia mengingatkan agar pembukaan kembali mall tidak dilakukan secara tergesa-gesa tanpa memastikan aspek keselamatan telah terpenuhi.
“Bigmall itu pusat ekonomi, pastinya banyak masyarakat yang menggantungkan nafkah di sana, baik sebagai pedagang, karyawan, atau mitra usaha. Tapi jangan buru-buru dibuka kalau belum dipastikan aman,” jelas politisi dari PKS tersebut.
Ia pun menyampaikan bahwa insiden ini bisa saja meninggalkan trauma di benak masyarakat, namun tetap optimistis bahwa kepercayaan publik bisa dibangun kembali apabila pihak manajemen menunjukkan keseriusan dalam pembenahan.
“Mungkin dalam waktu dekat atau jangka pendeknya, trauma masyarakat masih ada. Tapi kalau kesiapannya dibuktikan benar-benar oleh manajemen, kenyamanan dan keamanan mampu diprioritaskan, saya yakin masyarakat akan kembali percaya,” pungkasnya.
Dengan sorotan tajam dari legislatif dan publik, kini tanggung jawab berada di tangan manajemen Bigmall untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat melalui komitmen terhadap keselamatan dan standar operasional yang lebih ketat. (ADV)