Skizofrenia di Kota Kediri Capai 567 Kasus pada 2024, Tahun 2025 Masih Dievaluasi

Kediri
Ilustrasi gejala awal skizofrenia yang mungkin sering diabaikan. (shutterstock)

Metaranews.co, Kota Kediri – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri, Jawa Timur, mencatat selama tahun 2024 terdapat 567 kasus skizofrenia.

Total kasus tersebut berhasil memenuhi target yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk wilayah Kota Kediri.

Bacaan Lainnya

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kediri, dr Hendik, skizofrenia merupakan salah satu enis penyakit kumulatif, yang kasusnya terus bertambah setiap tahun.

Oleh karena itu, setiap tahun Dinkes di daerah ditargetkan untuk mendata dan mendampingi pasien skizofrenia.

“Alhamdulillah, kita telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan,” kata Hendik saat dikonfirmasi METARA, Selasa (5/8/2025).

Saat ini, lanjut Hendik, pihak Kemenkes belum mengeluarkan evaluasi lebih lanjut atau target baru untuk tahun ini di Kota Kediri.

Namun, Hendik memperkirakan target akan meningkat, mengingat potensi kenaikan kasus didasarkan pada jumlah penduduk.

“(Targetnya) masih belum turun dari Dinkes Provinsi untuk Kota Kediri. Tapi yang jelas, targetnya pasti akan bertambah dari 567,” beber Hendik.

Skizofrenia adalah gangguan jiwa kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami distorsi realitas.

Penyakit ini umumnya disebabkan oleh faktor keturunan, dan diperparah oleh faktor eksternal seperti tekanan mental.

Meskipun skizofrenia tidak bisa sembuh total, pasien dapat dianggap “sembuh” jika mampu mengendalikan diri, bersosialisasi, bahkan bekerja kembali. Kunci utamanya adalah rutin mengonsumsi obat tanpa putus.

“Intinya (pasien) tidak bertingkah agresif, sudah kita katakan sembuh. Kuncinya harus selalu rutin mengonsumsi tanpa putus obat yang telah kita sediakan,” terangnya.

Untuk penanganan kasus akut, Hendik menegaskan bahwa pemasungan sudah dilarang.

Dinkes Kota Kediri kini mendorong Puskesmas untuk memiliki penanggung jawab program jiwa yang bertugas mengontrol perkembangan pasien di rumah secara rutin.

Masyarakat yang memiliki riwayat skizofrenia dalam keluarga disarankan untuk menjaga kesehatan mental dengan menghindari stres berkelanjutan, salah satunya melalui rekreasi.

“Mungkin bisa dialihkan dengan cara refreshing atau berlibur dengan keluarga ya. Namun yang pasti jika sudah memiliki riwayat, sangat rentan mengganggu kondisi kejiwaan,” pesannya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *