Metaranews.co, Kediri – Bangunan Water Torn yang ada di kawasan Hutan Joyoboyo, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Banjaran, Kota Kediri berdiri kokoh menjulang. Siapa sangka bangunan yang digunakan untuk tandon utama PDAM Kota Kediri ini dibangun sejak zaman kolonial.
Sejarawan Kota Kediri, Imam Mubarok mengatakan bangunan milik PDAM ini dibangun pada tahun 1930. Ini dibuktikan dari sebuah keterangan di sebuah koran belanda yang beredar pada tahun tersebut.
“Masyarakat Eropa di Kediri dahulu itu dahulu membutuhkan suplay air bersih, lalu dibuatlah Water Torn ini,” jelas pria yang kerap disapa Gus Barok tersebut, Selasa (9/8/2022).
“Hal ini sesuai koran The Indhische Courant pada 1930. Tepatnya pada Sabtu 28 September 1930. Peresmian dilakukan di Gedung Societeit Brantas atau yang sekarang GNI di dekat Sungai Brantas,” lanjutnya.
Dia juga mengatakan, awal mula pembangunan diperkirakan pada tahun 1928, dipimpin langsung Dewan Kota dan Wali Kota pertama yakni Louis Karrel.
“Pemerintah Hindia Belanda lewat Wali Kota Louis Karrel memberikan konsensi untuk perusahaan air minum serta pembangunan dan pengoperasian jaringan kepada Stetsten dari Yogyakarta. Pemba menghabiskan 600 Gulden,” katanya.
Gus Barok mengatakan, Water Torn memiliki ketinggian 25 meter, mampu menampung 500 meter kubik air, dan dahulu memiliki 4 sumur tampung, dalamnya 120 meter. Untuk mengaliri air pengelola di zaman belanda sudah menggunakan mesin disel.
“Untuk diketahui pipa-pipa dari water torn ini digunakan untuk mengaliri rumah-rumah orang eropa di sekitar Kota Kediri saja,” tuturnya.
Pipa-pipa tersebut kata dia terpasang dari tengah kota hingga barat Sungai Brantas. Namun untuk menikmati air dari kran-kran ini dahulu setiap rumah harus membayar kepada perusahaan yang menaungi.
“Jadi tidak semua rumah bisa terairi pipa air bersih ini,” tukasnya.(Muklas)