Metaranews.co, Kediri – Menggandeng aggota TNI untuk pencegahan dan penanganan stunting, pertama kalinya dilakukan oleh DP3AP2KB Kota Kediri.
Keterlibatan anggota TNI dalam hal tersebut diharapkan dapat mempercepat penyebarluasan informasi ke masyarakat melalui kegiatannya yaitu TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD).
Hal demikian disampaikan Sumedi, Kepala DP3AP2KB saat menghadiri kegiatan Pelayanan KB Kesehatan Reproduksi dan Sosialisasi Stunting Dalam Mendukung Kegiatan TMMD ke 114 tahun 2022 di Aula Kodim 0809, Rabu (28/9/2022).
Tidak berhenti disitu, para istri dari anggota TNI pun ikut dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Mereka diberikan pembekalan pengetahuan tentang stunting dari narasumber yang berkompeten yakni Ketua Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Cabang XXV Kodim 0809 dan perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.
“Kita manfaatkan program TMMD ini, momen ini menurut saya tepat karena TNI punya jaringan yang juga langsung menyentuh masyarakat. Kita berkolaborasi dengan lintas sektoral agar permasalahan stunting di Kota Kediri bisa segera teratasi. Walaupun Kota Kediri wilayahnya hanya 3 kecamatan, dengan keterlibatan teman-teman dari TNI diharapkan bisa menjangkau wilayah yang lebih luas lagi,” kata Sumedi.
Sosialisasi tentang stunting juga dilakukan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Sumedi mengaku, DP3AP2KB memiliki petugas yang siap menyampaikan informasi ke masyarakat baik melalui pertemuan RT, RW, ataupun acara-acara yang melibatkan masyarakat.
“Kita punya 20 petugas PLKB yang sudah terjadwal untuk memberikan informasi terkait stunting. Kita libatkan juga IBI dan dinas kesehatan untuk penanganannya. Sedangkan untuk layanan KB, dari TNI bisa mengirimkan akseptor ke dinas kami dan kita siap memfasilitasi,” jelasnya.
Lebih lanjut Sumedi mengatakan, Pemerintah Kota Kediri juga telah membentuk Tim Audit stunting sebagai upaya penurunan kasus stunting melalui identifikasi masalah penyebab dan penanganan stunting.
“Jadi dari Tim pendampingan keluarga dari 46 kelurahan kita kumpulkan sehingga jika ada yang berisiko stunting bisa didampingi. Setelah itu hasil dari pendampingan bisa dilaporkan di tingkat kelurahan dan baru diambil keputusan untuk tindak lanjutnya apakah penanganannya cukup di tingkat lini bawah atau harus ke tingkat kota,” paparnya.
Dengan upaya yang dilakukan DP3AP2KB, Sumedi berharap bisa mewujudkan Kota Kediri menjadi zero stunting.
“Semua unsur harus bergandeng tangan dan berkolaborasi sehingga harapan kita kota Kediri menjadi zero stunting dapat terwujud,” pungkasnya.