Metaranews.co, Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menghadiri pengajian akbar yang digelar Pondok Pesantren Al Fattah di Buduran Sidoarjo. Suasana berkabung ini disampaikan Khofifah untuk menghormati keluarga korban karena tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.
“Bapak ibu saat ini ada 131 warga Jatim yang meninggal akibat insiden Kanjuruhan pada 1 Okober lalu. Saya mohon kita ikhlas memberikan doa agar mereka yang meninggal diampuni oleh Allah SWT dan semoga mereka meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Sedangkan yang sekarang masih dirawat semoga segera diberikan kesembuhan,” ajak Khofifah.
Pengajian akbar yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal yang mana merupakan bulan kelahiran Rasulullah Muhammad SAW. Oleh karenanya, Ia berdoa dan berharap, agar semua peserta pengajian di Ponpes Al Fattah mendapat syafaat dari Rasulullah SAW.
Menurutnya, pesantren merupakan tempat yang sangat tepat menjalankan proses belajar menganai akhlak. Pesantren adalah tempat yang bisa diharapkan untuk melahirkan generasi bangsa yang pintar dan benar.
“Ini harapan kita bahwa pesantren akan menjadi pengawal dari berbagai proses kehidupan berbagsa dan bernegara,” ujarnya.
Gubernur pun menyinggung apa yang disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr. dr. Sukadiono, tentang proses dalam penyampaian dakwah.
“Saya mengikuti dawuhnya Bapak Rektor universitas Muhammadiyah Surabaya, bagaimana kita diajak untuk mendapat referensi kehidupan. Kalau ada proses dakwah, maka akan ada proses bil mauizhatil khasanan atau pendekatan dengan mengajak ke jalan Allah dan juga ada proses bil hal atau pendekatan dengan memberi contoh, serta bil mujadalah atau pendekatan diskusi atau berdebat. Maka, jangan hanya dengan bil mujadalah, dan referensinya dari sosmed. Saya berharap pandai-pandai lah kita bisa menyisir karena ini menjadi penting supaya kita tidak terjebak yang salah,” ujarnya.
Gubernur pun mengimbau agar ada penguatan dakwah yang disampaikan secara berimbang antara bil lisan (dengan perkataan), bil hal (dengan perbuatan), dan bil mal (dengan pedekatan berbagi/shodaqoh).
“Kalau bil mal sudah biasa dilakukan banyak elemen dari organisasi Muhammadiyah. Begitupun bil hal yang sudah diberikan Muhammadiyah dengan memberikan support yang luar biasa. Maka penguatan berseringan bil lisan, bil hal, dan bil mal harus terus kita bangun keberimbangannya,” tutur Gubernur.
“Atas nama Pemprov Jatim, kami mengucapkan terimakasih atas kontribusi pendidikan semua lembaga termasuk Muhammadiyah yang menaungi Ponpes Al Fattah. Mudah-mudahan memberikan sinergi bagaimana proses pendidikan ini aspek Taklimnya (pengajaran) tentu dan Tarbiyahnya (pengasuhan) tentu. Begitu pula dalam hal takdzim (kesopanan) yang sangat penting, karena bagaimana pondok pesantren menjadi referensi pendidikan penuh kesantunan dan keberadaban. Ini insyaallah menjadi pondasi bagaimana menyiapkan santri-santri yang pintar dan bener,” ucap Gubernur Khofifah.