Metaranews.co, Kediri – Mungkin kamu sudah mendengar kuliner tradisional nasi pecel, nasi yang dihidangkan dengan sambal kacang, rempeyek, lauk dan berbagai jenis sayuran segarnya. Tapi pernahkah kamu mencoba Nasi Pecel Tumpang khas Kediri?
Seperti namanya, kuliner nasi pecel tumpang ini hanya ada di Kediri, dengan hidangan nasi pecel dan sambal tumpang alias tempe semangit (tempe busuk) menciptakan rasa pedas yang menggugah selera bagi penikmatnya. Lalu apa bedanya dengan nasi pecel pada umumnya? berikut fakta unik nasi pecel tumpang khas kedIri.
Sambal Tumpang / Tempe Semangit
Sambal tumpang adalah olahan masakan dari tempe busuk atau tempe kemarin, yang diolah dengan beragam bumbu rempah dan santan, sehingga akan terasa gurih, pedas, dan lezat.
Uniknya, bila dilihat sekilas sambal tumpang ini akan sama dengan sambal kacang biasa, namun cara memasaknya yang berbeda tentunya juga akan menghasilkan rasa yang berbeda pula.
Tempe semangit sendiri merupakan tempe yang direbus dan dihaluskan dengan bawang putih, bawang merah, cabai dan ketumbar. Bila semua bahan sudah halus, masukan kembali ke dalam air rebusan dengan taburan santan, lengkuas yang sudah ditumbuk dan tunggu hingga matang.
Dosen Sejarah Fakultas Sastra, Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heli Priyatmoko mengatakan nasi pecel tumpang juga punya sejarah. Hal itu ia lihat dari karya Serat Centini sastra Jawa pertama tahun 1814, sambal tumpang tertuang di dalamnya.
Artefak tersebut berisikan orang terkenal pada zaman dahulu melakukan perjalanan ke desa-desa di Jawa untuk mengumpulkan ilmu, khususnya ilmu kuliner.
Seiring berjalannya waktu, nasi pecel tumpang dihidangkan dengan lauk yang beragam, seperti sate telur, sate usus dan lauk bakaran lainnya. Harga yang diberikan untuk 1 porsi nasi pecel tumpang sangat murah, mulai dari Rp. 5.000 – Rp. 12.000 disajikan dengan daun pisang atau biasa disebut pincuk.
Itulah fakta unik dari nasi pecel tumpang, kuliner wajib yang harus kamu coba bila berkunjung di Kota Kediri. Nasi pecel tumpang ini juga memberikan dampak positif terhadap pangan tradisional Indonesia, sebagai bukti bahwa negara kita memiliki keberagaman makanan dan tradisi yang unik.