Metaranews.co, Kediri – Memasuki bulan Ramadan, umat muslim mempunyai berbagai cara untuk menikmati ibadah. Seperti di makam Syekh Wasil Syamsudin di Kelurahan Setono Gedong, Kota Kediri. Masjid kompleks makam ulama era abad ke-12 ini selalu dibanjiri pengunjung. Kedatangan masyarakat dengan tujuan beragam, ada yang berdoa di Makam, Sholat berjamaah di Masjid, Tafakur, hingga hafalan Al-Qur’an.
Mughni, salah satu pengunjung mengatakan bahwa ia ke makam Syeikh Wasil merupakan agenda rutin setiap bulan Ramadan. Ia biasanya bermunajat, dan berdiam diri di masjid serta area makam.
Bukan tanpa sebab, menurut Mugni suasana di area makam sangat tepat untuk sejenak menjauhkan pikiran dari dunia.
“Setiap ramadhan hampir pasti 10 kali saya kesini. Tujuannya ya ‘ngalap berkah’ sekalian menghilangkan penat pikiran dunia,” jelasnya kepada Metaranews.co, Rabu (6/4/2022).
Pria asal Jombang itu menyebut, setiap kali kunjungan biasanya ia pulang hingga larut bahkan seringkali saat waktu sahur.
“Semakin malam biasanya agak sepi di awal Ramadan begini, lah pas sepi begitu kan enak aja hawanya, akhirnya berlanjut sampai pagi,” katanya.
Berbeda dengan Mugni, Kasan Ilyas menyebut kedatangannya ke area makam Syeikh Wasil saat bulan ramadhan bertujuan untuk membaca sekaligus menghafal Al-Qur’an. Menurutnya suasana di area makam sangat mendukung.
“Kalau saya datangnya diatas jam 11 malam, jadi agak sepi dan cukup enak dibuat hafalan,” tuturnya.
Laki-laki yang juga nyantri di salah satu pesantren di Kota Kediri itu juga menyebut, kebiasaanya itu sudah ia lakukan beberapa tahun ini. Dan seringkali mendapatkan kemudahan dalam menghafal.
“Mungkin karena berkah juga, dan suasana yang sangat mendukung jadi cepet hafal,” tukasnya.
Sementara itu, Petugas BPCP sekaligus juru kunci makam Muhammad Yusuf Wibisono, menyebut jumlah peziarah yang datang dalam satu minggu terakhir ini, mencapai 500 – 600 orang perhari. Meningkat drastis dari sebelumnya masih ditutup akibat pandemi Covid-19.
“Dalam satu Minggu terakhir dibuka bisa mencapai 500-600 orang dalam satu hari,” ungkap Yusuf.
Dia menjelaskan selama dua tahun masa pandemi Covid-19, pihaknya mengikuti anjuran pemerintah. Menutup kawasan wisata religi Stono Gedong dari seluruh kedatangan pengunjung.
Namun setelah dibukanya, Rabu (23/3/2022) lalu, perlahan kawasan wisata religi Setono Gedong sudah mulai bergeliat. Menurut Yusuf, semua kalangan masyarakat menyambut baik dan merasa girang adanya pembukaan tersebut.
Meskipun jumlah pengunjung buang saat ini datang, belum seperti sama ketika sebelum pandemi Covid-19. “Kalau dibandingkan masa sebelum pandemi, tentu jauh dari jumlah pengunjung,” jelasnya.
Dia mengungkapkan dibukanya kawasan wisata religi Setono Gedong kali ini, dinilai tepat momentum tertinggi kunjungan peziarah saat bulan Ramadhan. Sebelum pandemi Covid-19, pengunjung bulan ramadhan mencapai puluhan ribu orang.
“Menjelang ramadhan atau malam ganjil jelang Idul Fitri bisa sampai 35 – 30 ribu pengunjung. Cuman waktunya tidak panjang, paling tidak 1 – 2 Minggu,” pungkasnya.