Metaranews.co, Budaya – Peringatan Isra Mi’raj di Indonesia biasa dilakukan satu tahun sekali.
Di setiap daerah, pelaksanaan Isra Mi’raj berbeda dan beragam.
Seperti dilansir dari Kompas.com, (2/2/2022), berikut ini bebera tradisi masyarakat di berbagai daerah di Indonesia untuk memperingati peristiwa Isra Miraj
1. Ngurisan Tradisi Ngurisan biasa diperingati ketika Isra Miraj oleh masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Ngurisan adalah tradisi memotong rambut bayi yang berusia di bawah 6 bulan, untuk pemotongan rabut dilakukan oleh tokoh agama atau tokoh masyarakat.
Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan agar bayi-bayi tersebut diberi keberkahan dalam hidupnya.
2. Rajaban Tradisi Rajaban biasa diperingati ketika Isra Miraj oleh masyarakat Cirebon, Jawa Barat. Rajaban berasal dari kata Rajab, yakni menunjukan bulan Rajab yang diperingati untuk peristiwa Isra Miraj.
Masyarat Cirebon melakukan Rajaban dengan berziarah ke makam dua orang penyebar agama islam, yakni pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan di Plangon.
Tradisi Rajaban juga terdapat proses pembagaian nasi bogana, yaitu nasi yang dilengkapi lauk pauk seperti kentang, telur ayam, tempe, tahu, perutan kentang hingga bumbu kuning.
3. Ambengan Tradisi Ambengan biasa diperingati ketika Isra Miraj oleh masyarakat di beberapa daerah, terutama Jawa tengah dan Jawa Timur.
Ambengan berasal dari kata dalam bahasa Jawa yaitu ambeng,yang berarti wadah dengan ukuran besar.
Di dalam ambeng biasanya diisi denan nasi dan lauk pauk, kemudian biasanya masyarakat akan membawa ambeng tersebut ke masjid atau mushala usai salat magrib.
4. Khatam Ktab Arjo Tradisi Khataman Kitab Arjo biasa diperingati ketika Isra Miraj oleh masyarakat di Desa Wonoboyo, Temanggung, Jawa Tengah
Kitab Arjo merupakan kitab yang ditulis oleh KH Ahmad Rifai al-Jawi. Kitab tersebut berbahasa Jawa denan tulisan Arab Pegon.
Kitab yang berisi kisah perjalan Nabi Muhammad saat Isra Miraj itu biasanya mulai dibaca pada pukul 20.00 WIB dengan didahului membaca tahlilan.
5. Yasa Peksi Burak Tradisi Yasa Peksi Burak biasa diperingati ketika Isra Miraj dilingkungan Kerataon Yogyakarta.
Yasa berarti membuat atau mengadakan, Peksi berarti burung, lalu Burak berarti Buraq atau kendaraan Nabi Muhammad SAW ketika Isra Miraj.
Yasa Peksi Burak dilaksanakan pada pagi hari oleh kerabat dan Abdi Dalem Puteri dengan dipimpin oleh Permaisuri atau putri sulung Sultan.
Pada waktu ashar, ketika Peksi Burak sudah selesai dibuat, kemudian akan diarak menuju Masjid Gedhe, dengan didahului oleh doa bersama.
Beberapa peringatan Isra Mi’raj diatas adalah contoh pelaksanaan yang ada di beberapa daerah.
Kalau daerahmu bagaimana cara memperingati Isra Mi’raj?
Adapun peringatan Isra Miraj sendiri digelar pada malam hari setelah shalat Isya. Acara peringatan diwarnai dengan pembacaan kitab yang mengisahkan peristiwa Isra Miraj oleh Kiai Pengulu.