30 Persen Calon Jemaah Haji Kabupaten Kediri Miliki Keluhan Medis

Jemaah Haji Kediri
Caption: Calon jemaah haji dari Kabupaten Kediri sebelum pemberangkatan ke Embarkasi Sukolilo, Surabaya. Doc: M Nasrul/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri mencatat sekitar 30 persen calon jemaah haji asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang berisiko tinggi atas kesehatannya dan memerlukan perhatian khusus.

Dari total 1.092 calon jemaah haji dari Kabupaten Kediri yang berangkat tahun ini, terdapat 200 jemaah saja yang dinyatakan sehat tanpa adanya keluhan medis.

Bacaan Lainnya

Data tersebut disampaikan Kepala Dinkes Kabupaten Kediri, Ahmad Khotib. Ia menyebut rata-rata keluhan yang disampaikan para jemaah yakni penyakit kardiovaskular.

Penyakit itu seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, hingga gangguan jantung.

Kondisi ini menjadi perhatian serius Dinkes Kabupaten Kediri. Apalagi cuaca yang dihadapi para jemaah di Makkah dan Madinah cukup ekstrem, berbeda jauh dengan cuaca di Tanah Air.

Adapun calon jemaah haji asal Kabupaten Kediri sebagian telah diberangkakan ke Tanah Suci pada Jumat (2/5/2025) kemarin.

“Kebanyakan dari mereka adalah para lansia, serta memiliki riwayat penyakit kronis lainnya,” ungkap Khotib, Sabtu (3/5/2025).

Maka dari itu, Dinkes Kabupaten Kediri telah menyiapkan beberapa langkah seperti pemantauan dan pendampingan khusus selama para jemaah melaksanakan ibadah haji.

“Jemaah yang memiliki penyakit bawaan juga diwajibkan membawa obat-obatan pribadi dalam jumlah cukup sebagai antisipasi,” terangnya.

Selain itu, para jemaah juga dihimbau menjaga pola istirahat, dan tidak memaksakan diri saat menjalankan serangkaian ibadah haji yang menguras tenaga.

“Kami sudah ingatkan kepada seluruh jemaah, terutama yang berisiko tinggi, untuk bisa mengukur kondisi fisiknya. Jangan sampai terlalu memforsir diri, karena itu bisa membahayakan kesehatan,” tambahnya.

Petugas kesehatan yang mendampingi juga telah dibekali pengetahuan dan data lengkap mengenai kondisi tiap jemaah.

Data ini memudahkan mereka dalam melakukan pemantauan dan tindakan cepat bila terjadi gangguan kesehatan di lapangan.

“Nama-nama jemaah yang masuk kategori high risk sudah kami berikan kepada petugas kesehatan. Jadi mereka bisa melakukan pemantauan lebih intensif, terutama pada kloter-kloter yang diprediksi rawan,” jelas Khotib.

Selanjutnya, Dinkes Kabupaten Kediri juga menyiapkan protokol khusus jika terdapat kasus kesehatan yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

Koordinasi dengan tim kesehatan di Embarkasi dan Arab Saudi telah dilakukan untuk memastikan setiap jemaah mendapatkan pelayanan terbaik.

Pos terkait