Metaranews.co, Kediri – Di tengah gencar-gencarnya penyaluran bantuan beras dari pemerintah, fenomena penjualan kembali jatah beras bansos kini kian marak, bahkan secara terang-terangan di media sosial.
Beras bantuan seberat 20 kilogram pun menjadi salah satu komoditas yang diperjualbelikan di Facebook, termasuk di wilayah Kediri Raya. Unggahan yang menyertakan harga jual dan lokasi pengambilan pun tak sulit ditemukan.
Contohnya akun Facebook @Danang Wibisono, yang menawarkan jasa penerimaan penjualan beras bantuan Bulog dalam skala berapa pun. Akun tersebut mematok harga Rp120.000 hingga Rp130.000 per sak (10 kilogram).
Menanggapi fenomena itu, Kepala Perum Bulog Cabang Kediri, Harisun, angkat bicara. Ia menyayangkan tindakan masyarakat yang menjual kembali beras bantuan pemerintah.
“Bingung juga ini saya, masyarakat diberi bansos malah dijual lagi,” ujarnya kepada wartawan di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Senin (28/7/2025).
Harisun menjelaskan, tujuan utama pemerintah menyalurkan bansos beras adalah untuk membantu masyarakat miskin atau kurang mampu di seluruh Indonesia.
Selain itu, bantuan ini juga bertujuan untuk memastikan kebutuhan pangan pokok masyarakat terpenuhi, sekaligus menstabilkan harga pangan di pasar.
Meski demikian, Harisun mengakui pihaknya tidak bisa mengambil tindakan hukum terkait fenomena ini.
“Kewenangan saya hanya menyalurkan kepada masyarakat. Jadi jika beras itu dimanfaatkan seperti apa, itu terserah mereka (masyarakat),” ungkapnya.
Harisun menegaskan kembali bahwa bantuan pangan seharusnya dikonsumsi oleh keluarga penerima manfaat, bukan justru diperjualbelikan secara daring.
“Tugas kami hanya sebagai yang diberi amanah oleh pemerintah, ya kami menyampaikan, mengedukasi, bahwa bantuan ini untuk dikonsumsi. Bukan untuk dijual kembali,” tandasnya.
Bulog, kata Harisun, berharap masyarakat dapat menghindari penjualan beras dari hasil bantuan pangan pemerintah pusat dan memanfaatkannya sesuai tujuan awal.