Berkah Ramadan, Perajin Rebana dan Beduk di Blitar Banjir Pesanan

Blitar
Caption: Suparno, perajin rabana dan beduk di Kota Blitar saat mencoba rebana hasil buatanya, Rabu (20/3/2024). Doc: Bahtiar/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Blitar – Momen Ramadan membawa berkah bagi Suparno (53), perajin rebana dan beduk di Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.

Pesanan rebana dan beduk di tempat Suparno selalu meningkat setiap momen Ramadan.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulilah produksi khususnya rebana dan beduk selalu ada peningkatan di bulan Ramadan,” kata Suparno saat ditemui METARA di rumahnya, Rabu (20/3/2024).

Pengamatan METARA, pagi itu teras depan rumah Suparno terlihat penuh dengan tumpukan rebana dan kendang, baik yang sudah jadi maupun yang masih setengah jadi.

Sebagian rebana yang sudah jadi terlihat disimpan di rak di ruang tamu rumahnya. Sebagian lagi terlihat berjajar di lantai ruang tamu.

Di teras samping kiri rumah juga terlihat tumpukan kendang jimbe. Di antara tumpukan kendang jimbe terdapat sejumlah beduk yang masih setengah jadi.

Satu pekerja Suparno tampak memberikan lapisan pernis pada kayu bagian luar beduk. Ia berkali-kali mengoleskan pernis pada beduk.

Sedangkan satu pekerja lagi sedang memasang kulit rebana di bagian belakang rumah Suparno.

“Bahan pembuatan rebana dan beduk masih ada yang belum datang, akhirnya pekerja yang masuk hanya beberapa saja,” ujar bapak satu anak itu.

Suparno mengatakan, pesanan rebana dan beduk memang meningkat di momen Ramadan ini.

Selama Ramadan ini, Suparno sudah mendapat pesanan delapan unit beduk. Satu unit beduk, ia jual dengan harga Rp 10 juta.

Beduk produksi Suparno menggunakan bahan kayu mahoni. Ia memilih menggunakan bahan kayu mahoni karena barangnya masih mudah didapat.

Proses pembuatannya juga lumayan lama, satu beduk bisa membutuhkan waktu sekitar 20 hari.

“Pesanan rebana juga meningkat lumayan banyak. Banyak grup hadrah yang pesan rebana dalam bentuk set,” katanya.

Satu set rebana biasanya terdiri atas sembilan item, yaitu empat rebana, dua teplak, satu tam, satu darbuka dan satu bas.

Adapun satu set rebana milik Suparno biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 2,8 juta.

“Harga itu sudah untuk kualitas bagus,” klaimnya.

Suparno merasa bersyukur pesanan rabana dan beduk meningkat di momen Ramadan.

Peningkatan pesanan rabana dan beduk bisa untuk menutup menurunnya produksi kendang jimbe milik Suparno saat Ramadan.

Selain memproduksi rebana dan beduk, Suparno juga memproduksi kendang jimbe. Produksi kendang jimbe milik Suparno biasanya juga diekspor ke Tiongkok.

Tiap momen Ramadan, biasanya pesanan kendang jimbe di tempat Suparno ikut menurun.

“Di saat pesanan kendang jimbe turun, pesanan rebana dan beduk meningkat. Ini menjadi berkah Ramadan bagi saya,” tutupnya.

Pos terkait