Metaranews.co, Kota Kediri – Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jawa Timur melakukan inspeksi mendadak (sidak) pemanfaatan elpiji tiga kilogram di kalangan usaha di Kota Kediri, Rabu (2/8/2023).
Hasilnya, ditemukan banyak tempat usaha menengah ke atas yang justru menggunakan elpiji tidak sesuai peruntukannya.
“Akhir-akhir ini masyarakat mengeluh kelangkaan elpiji melon. Ternyata setelah kita telusuri, yang terjadi bukanlah kelangkaan, tapi penyalahgunaan elpiji bersubsidi tersebut,” ujar Koordinator Sumber Daya Alam Biro Perekonomian Setda Prov Jatim, Nur Cahayati, Rabu (2/8/2023).
Adapun sidak ini tidak hanya dilakukan pihak Biro Perekonomian Setda Prov Jatim saja, melainan juga melibatkan Dinas Perdagangan dan Perindistrusian, Pertamina, dan Hiswana Migas.
Untuk sasaran sidak yakni beberapa sektor usaha seperti hotel, restoran, dan laundry.
Sementara dari sidak tersebut, tim menemukan bahwa sebagian besar tempat usaha di Kota Kediri masih menggunakan elpiji melon sebagai bahan bakarnya.
“Tempat usaha yang menghasilkan keuntungan Rp 1.500.000 ke atas itu sejatinya tidak boleh memakai elpiji bersubsidi,” tegas Nur.
“Maka kami menindaklanjuti temuan, dengan mengganti tabung elpiji ukuran tiga kilogram itu dengan tabung elpiji non-subsidi ukuran 12 kilogram kepada pengusaha,” imbuhnya.
Nur juga menjelaskan, pada sidak kali ini pihaknya masih memberi toleransi kepada pemilik usaha dengan memberi ganti tabung yang sesuai peruntukannya.
Namun apabila kemudian hari tetap menemukan elpiji melon yang sama, kata Nur, pihaknya tak segan akan menyita tabung gas di tempat usaha tersebut tanpa menggantinya.
“Saat ini kita masih melakukan pembinaan. Kalau masih pakai elpiji subsidi lagi, akan kita sita semuanya tanpa kita ganti,” ujar Nur.
“Bahkan kalau sampai tiga kali tetap bandel, kita tutup tempat usahanya,” tegasnya.