Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri mengimbau warga mewaspadai El Nino yang diperkirakan datang pada bulan Mei ini.
El Nino sendiri merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya, yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Fenomena pemanasan SML ini dapat menimbulkan dampak seperti kekeringan, gagal panen, dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kalaksa BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Joko Sukrisno, menyebut pihaknya sudah melakukan sejumlah mitigasi bencana akan dampak El Nino, yang diperkirakan bakal berlangsung hingga Agustus 2023.
“Dampaknya (El Nino) selain kekeringan, Karhutla, dan gagal panen. Tapi penekanannya fokus di Karhutla,” kata Joko, Selasa (9/6/2023).
Dalam mewaspadai datangnya El Nino, Joko mengaku pihaknya bakal berkoordinasi dengan jajaran Perhutani. Koordinasi itu dilakukan untuk pencegahan dan penanganan Karlutla.
Koordinasi itu dilakukan Joko untuk mencegah warga membuka lahan dengan sembarangan.
“Menghimbau kepada masyarakat agar tidak membakar lahan secara sembarangan untuk pertanian,” jelasnya.
Joko melanjutkan, pihaknya memang memberikan perhatian lebih terhadap Karhutla. Sebab, beberapa kasus sebelumnya terjadi akibat ulah warga yang membuka lahan dengan cara dibakar.
Akibatnya, kobaran api pembakaran lahan tersebut meluas tanpa terkendali.
“Kalau di BPBD sendiri cukup bisa menghimbau saja,” tambahnya.
Joko mengatakan, Karhutla rawan terjadi di sekitar wilayah lereng Pegunungan Wilis, di antaranya di Kecamatan Mojo, Semen, Tarokan, dan Banyakan.
“Paling banyak di Mojo, lereng Wilis,” pungkasnya.