BPK Wilayah XI Jatim Temukan Bak Air dari Batu Andesit di Patirtan Kawasan Candi Klotok

Candi Klotok
Caption: Bak air dari batu andesit ditemukan Tim Arkeolog BPK wilayah XI Jatim saat proses ekskavasi patirtan di kawasan Candi Klotok, Senin (2/9/2024). Doc: Meteranews.co/Darman

Meteranews.co, Kota Kediri – Pada hari ke-11 proses ekskavasi patirtan di kawasan Candi Klotok, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jatim kembali menemukan satu buah bak air.

Bak air berbahan batu andesit ini berada di dalam bilik utama di kedalaman satu meter, yang terletak di sisi selatan.

Bacaan Lainnya

Ketua Tim Arkeolog BPK wilayah XI Jatim, Nugroho Harjo Lukito mengatakan, hingga hari ke-11 timnya berhasil memperlihatkan seluruh denah patirtan.

Sementara pada hari ke-10 atau pada Minggu (1/9/2024) kemarin, Tim Arkeoleg BPK wilayah XI Jatim menemukan bak air. Bak air ini berfungsi menampung air yang jatuh dari jaladwara atau pancuran air.

“Bak air ini terbuat dari batu andesit merah, bentuknya tidak seimbang dengan fisik bak air. Bak ini memiliki diameter 60 sentimeter, tinggi sekitar 80 hingga 100 sentimeter, namun kedalaman lubang bak hanya 30 sentimeter,” jelas Nugroho saat ditemuai di lokasi, Senin (2/9/2024).

Sedangkan saat pendalaman bilik air, tim menemukan batas lantai dari bilik patirtan. Lantai bilik di patirtan ini tidak terbuat dari lantai bata seperti bilik serapan.

Lantai bilik terbuat dari pemadatan tanah dan air, pada bilik utama ini langsung meresap ke bawah.

“Air langsung meresap ke bawah, dan kita tidak menemukan outlet pada bilik utama, dan tetemuan dua selasar yang berada di utara bilik utama dan di sisi selatan,” imbuhnya.

Sejak proses ekskavasi tahap pertama hingga ekskavasi tahap keempat oleh Tim BPK Wilayah XI, tim menemukan empat bilik yang terdiri dari tiga bilik kecil dan satu bilik utama.

Lebih lanjut, Nugroho menjelaskan bahwa ada dua bilik dengan kontruksi berbeda, bagian bawah terdiri dari batu alam yang ditata berjajar, sedangkan bagian atas terdiri dari batu bata.

Kondisi batu bata banyak yang remuk karena kualitas batu bata yang kurang matang dan terlalu lama dalam kondisi basah terendam air, hingga hancur.

Selain itu posisinya berada di bawah pohon besar, sehingga tidak bisa dilihat penampang air masuk namun ada dua inlet yang masuk ke bilik.

“Di sini ada empat bilik yang mempunyai batas-batas yang jelas kontruksinya, kita juga temukan dua inlet berada di sisi utara dan selatan. Di sini inlet di bagian selatan di bawah pohon-pohon besar, sehingga sulit dilihat penampang inlet airnya,” lajutnya.

Secara keseluruhan, luasan patirtan di kawasan Candi Klotok mempunyai panjang 10 meter membentang dari selatan ke utara, dan mempunyai lebar enam meter yang membentang dari barat ke timur.

Patirtan di kawasan Candi Klotok ini mempunyai konsep yang berbeda dengan kebanyakan konsep patirtan pada umumnya, khususnya di Jawa Timur.

Nugroho mejelaskan, patirtan di Gunung Klotok ini tidak menunjukkan keseimbangan, atau bentuk yang simetris.

Umumnya, patirtan mempunyai dua tipe bentuk patirtan, yang pertama bentuk bujur sangkar kemudian membagi bilik-bilik di dalamnya simetris di pojok-pojok. Kedua berbentuk bujur sangkar, inletnya menjorok masuk ke tengah.

Di tengah ada satu bentuk struktur bujur sangkar, kemudian keluar pancuran-pancuran dari jaladwara. Selanjutnya dibagi dua dengan batasan susunan batu bata dua hingga tiga lapis yang membagi kanan dan kiri.

“Konsep patirtan di kawasan Candi Klotok ini mempunyai konsep yang berbeda dengan kebanyakan konsep patirtan pada umumnya,” terangnya.

Selanjutnya, patirtan di kawasan Candi Klotok ini pembagian biliknya tidak simetris. Antara bilik kanan dan bilik kiri mempunya ukuran yang tidak sama. Pada sisi bilik utama tidak mempunyai bilik sayap seimbang atau simetri.

Pada sisi utara bilik utama tidak ditemukan bilik sayap, namun hanya memiliki bilik sayap di bagian selatan. Bila dilihat penapang denah tidak menunjukkan suatu petirtaan yang simetri.

“Ya sepajang pengetahuan saya tentang petirtaan-peterirtaan di Jawa Timur terutama ya, ini baru pertama yang menunjukkan petirtaan yang simetri. Selama ini ada dua tipe bentuk bujur sangkar kemudian membagi biliknya yang simetris. Ini ada satu lagi selain dua tipe yang saya sebutkan, bisa jadi ini jenis ke tiga yang bisa dimasukkan bentuk bentuk patirtan yang sudah ada,” pungkasnya.

Pos terkait