BPN Kota Kediri Lakukan Pembayaran 8 Bidang Lahan Terdampak Proyek Tol Kediri-Tulungagung

Tol Kediri-Tulungagung
Caption: BPN Kota Kediri melangsungkan pembayaran pembebasan proyek Tol Kediri-Tulungagung ke warga terdampak, Rabu (10/1/2024). Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Kediri melangsungkan pembayaran pembebasan lahan proyek Tol Kediri-Tulungagung ke sejumlah warga terdampak, Rabu (10/1/2024).

Adapun pembayaran kepada warga tersebut dilakukan atas delapan bidang lahan dari tiga kelurahan terdampak, dengan nilai pembayaran mencapai Rp 12,6 miliar.

Bacaan Lainnya

“Hari ini sudah dilakukan pembayaran sebanyak delapan bidang lahan, dengan rincian enam bidang lahan di Kelurahan Gayam, satu bidang lahan di Kelurahan Mojoroto, dan satu bidang Kelurahan Semampir, dengan nilai total Rp 12,6 miliar,” jelas Kasi Pengadaan Tanah dan Pengembangan BPN Kota Kediri, Tutur Pamuji, Rabu (10/1/2024).

Sebelumnya, BPN Kota Kediri telah melakukan pembayaran atas 197 bidang lahan terdampak proyek Tol Kediri-Tulungagung. Ratusan bidang lahan itu mencakup dua kecamatan yakni Kecamatan Mojoroto dan Kecamatan Kota Kediri.

Dari sebanyak 197 bidang lahan tersebut, kata Tutur, BPN Kota Kediri telah melakukan membayarkan Uang Ganti Kerugian (UGK) senilai Rp 262 miliar.

“Jadi ditambahkan pembayaran UGK hari ini menjadi Rp 275,5 miliar,” jelasnya.

Tutur mengaku ada beberapa kendala dalam proses pembebasan lahan untuk pembangunan proyek Tol Kediri-Tulungagung ini. Ia menilai warga masih ada yang belum puas atas UGK yang ditetapkan oleh KJPP.

“Untuk kepada warga yang menunjukkan rasa keberatan terhadap nilai yang ada. Mekanismenya sendiri, mereka bisa mengajukan gugatan atau kita yang melakukan penitipan di pengadilan,” bebernya.

Sementara itu, Rahmat, warga asal Kelurahan Gayam, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, mengaku cukup senang atas besaran UGK pembebasan proyek Tol Kediri-Tulungagung.

Ia menerima UGK senilai Rp 1,7 miliar dari lahan dan bangunan seluas 244 meter persegi yang terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.

“Satu meternya Rp 2,2 juta,” pungkasnya.

Pos terkait