Bulog Kediri Hentikan Serapan Beras Pola PSO di Petani, Ini Alasannya

Bulog Kediri
Caption: Kepala Bulog Kantor Cabang Kediri, Imam Mahdi. Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Cabang Kediri menghentikan sementara penyerapan beras dengan pola Public Services Obligation (PSO) di tingkat petani, lantaran harga gabah yang meroket.

Serapan PSO yang menghasilkan beras dengan kualitas medium itu harus dihentikan karena melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Bacaan Lainnya

Kepala Bulog Kantor Cabang Kediri, Imam Mahdi mengatakan, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sekarang mencapai Rp 7.400 per kilogram.

Sedangkan Bulog harus menyesuaikan pembelian GKP sesuai HPP, yajni sebesar Rp 5.000 per kilogram.

“Kalau pola PSO tidak bisa, karena kita sudah dipatok dengan harga HPP dari pemerintah yakni Rp 5.000 per kilogram. Hari ini (GKP) sudah Rp 7400,” kata Imam, Sabtu (23/9/2023).

Imam menyampaikan, sejauh ini pihaknya masih melakukan penyerapan di tingkat petani, namun hanya dilakukan dengan pola komersial.

Adapun dengan pola komersial itu, pihak Bulog mengasilkan beras dengan kualitas premium.

Menurut Imam, ada dua merek beras premium yang dihasilkan melalui pola komersial, yakni Cando Mulyo dan Wilis. Total serapan dua merek beras premium itu mencapai 120 ton per bulan.

“Kita per minggu produksinya untuk Candi Mulyo dan Wilis sekitar 30 ton per minggu. Jadi kurang lebih sekitar 120 ton per bulan,” jelasnya.

Imam menerangkan, sebenarnya beras kualitas medium dan premium dihasilkan dari jenis beras yang sama. Namun beras kualitas medium tingkat kerusakan di bawah 20 persen, sedangkan butir patah premium di atas 15 persen.

“Jadi kalau (beras) premium pasti sudah melalui proses pemolesan dan pembersihan, sehingga beras sudah kelihatan cantik,” pungkasnya.

Pos terkait