Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Seorang siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengalami luka di bagian kepala akibat terkena lemparan kayu oleh temannya saat bermain di sekolah.
Setelahnya, siswa berinisial AA (8) itu dibawa oleh wali kelasnya ke klinik yang tak jauh dari sekolah untuk mendapatkan pertolongan medis.
Paman korban, Ahmad Mulyono (46) bercerita, peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9/2023) lalu saat jam istirahat sekitar pukul 10.00 WIB.
“Katanya sih bermain, tapi kok pakai benda yang membahayakan,” ujar Mulyono saat dimintai keterangan, Rabu (27/9/2023).
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka pada bagian kepala. Sementara pihak sekolah hingga saat ini belum memberikan penjelasan ke orang tua korban atas kejadian tak terduga itu.
“Pihak sekolah tidak datang ke rumah. Sebenarnya kalau datang ke rumah baik-baik kita tidak akan seperti ini, wong namanya anak kecil,” jelas dia.
Masih menurut Mulyono, pihak sekolah justru acuh dan memberikan gertakan akan menuntut balik orang tua korban, dengan dugaan pencemaran nama baik sekolah.
“Korban luka kena benda pukul, dirawat di klinik lumayan parah, malah kita yang mau dituntut balik,” sebutnya.
Terpisah, ibu korban, Nur Aini (26) mengatakan, bahwa korban memang sering menerima aksi bullying dari teman sekolahnya.
“Anaknya tidak pernah bilang apa-apa ke saya, pasti temannya yang bercerita bahwa kepala anak saya sempat dibenturkan meja,” tuturnya.
Dengan adanya peristiwa tersebut, Aini berharap pihak sekolah dapat memberikan pertanggungjawaban atas kelalaiannya.
“Harapannya tanggung jawab, tidak lalai di sekolah agar tidak terjadi lagi,” tandasnya.
Dilaporkan ke Polisi
Sementara Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jatim, Febri Kurniawan Pikulun, melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Komnas PA Jatim merupakan pihak yang mendampingi keluarga korban.
“Pada intinya saya hanya meminta pertanggungjawaban kepada sekolah, karena telah lalai menjaga anak Indonesia,” ujar Febri usai menyerahkan berkas laporan di Polres Jombang, Rabu (27/9/2023).
“Untuk sementara kita buat laporan dan mengumpulkan bukti-bukti, karena kita kekurangan bukti berupa baju sekolah dan administrasi,” lanjut dia.
Komnas PA Jatim, kata Febri, akan terus mendesak pihak sekolah untuk meminta maaf karena telah gagal dalam melindungi anak Indonesia.
“Kita ingin ini kejadian yang terakhir. Jika terjadi sesuatu dan tidak ada pertanggungjawaban dari kepala sekolah, maka kepala sekolah harus mundur. Kita akan lakukan MoU, dalam bulan ini kita akan melakukan pertemuan dengan dinas pendidikan,” pungkas dia.