Metaranews.co, Kota Kediri – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri menggelar pasar murah di sembilan kelurahan, salah satunya di Balai Kelurahan Pesantren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (11/12/2023).
Pasar murah tersebut diadakan untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok yang cenderung naik menjelang Natal dan Tahun baru (Nataru).
Adapun pasar murah yang digelar Disperdagin Kota Kediri ini menjual beberapa sembako seperti beras, gula, telur, dan minyak goreng.
Saat ini, sejumlah sembako tersebut mengalami kenaikan harga sekitar Rp 1.000 – Rp 2.000 per kilogramnya di pasaran.
Salah satu pembeli pasar murah, Sukati (45) mengatakan, operasi pasar murah seperti ini sangat membantu ekonomi rumah tangganya, karena harga barangnya lebih murah dari pasaran.
“Semuanya lebih murah, selisih Rp 1.000 – Rp 2.000 per kilogramnya,” ujar warga Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, itu, Senin (11/12/2023).
Di pasar murah ini, Sukati membeli beras kualitas premium seharga Rp 63.000 per kemasan lima kilogram, lebih murah dibanding harga pasaran yang mencapai Rp 70.000 per kemasan lima kilogramnya.
Lalu ia juga membeli minyak goreng dengan harga Rp 13.000 per liter, lebih murah dibanding harga pasaran Rp 16.000 per liter.
Gula hanya Rp 14.500 per kilogram, harga pasarannya Rp 16.50 per kilogram.
Untuk telur cuma Rp 23.500 per kilogram, dari harga pasaran Rp 26.000 per kilogram.
Menurut Sukati, kenaikan harga sembako mulai dirasakan warga Kota Kediri belakangan ini, terutama menjelang Natal dan Tahun baru (Nataru).
“Tahun ini naiknya banyak sekali,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Disperdagin Kota Kediri, Wahyu Kusuma Wardana, menyebut dalam pasar murah ini pihaknya menyediakan beras satu ton, telur 200 kilogram, gula 500 kilogram, dan minyak goreng 336 liter per titik kelurahan dalam kegiatan operasi pasar murah.
Menurut Wahyu, pasar murah tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Pj Wali Kota Kediri kepada masing-masing OPD untuk menstabilkan harga pangan dan mengintervensi laju inflasi.
“Pertama untuk menjaga stabilitas harga pangan yang cenderung selalu naik setiap Nataru, kedua mengintervensi laju inflasi,” pungkasnya.