Metaranews.co, Kota Kediri – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri, Wahyu Kusuma Wardana, angkat suara terkait nasib para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang terdampak akibat mendeknya proyek revitalisasi Alun-alun Kota Kediri.
Kepada Metaranews.co, Wahyu menuturkan bahwa pihaknya akan melakukan pertemuan dengan para PKL dalam waktu dekat.
“Kita akan bertemu dengan teman-teman PKL dan mencari solusi terbaik,” kata Wahyu, Rabu (13/12/2023).
Sementara terkait mendeknya proyek revitalisasi Alun-alun Kota Kediri, kata Wahyu, pihak Disperdagin Kota Kediri membuka peluang untuk memberikan kompensasi kepada para PKL yang terdampak.
“Ya kita lihat saja nanti,” ujar Wahyu singkat.
Diberitakan sebelumnya, dorongan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri memberikan kompensasi kepada para PKL yang selama ini mangkal di kawasan Alun-alun Kota Kediri disuarakan oleh para mahasiswa lewat aksi demonstrasi, Selasa (12/12/2023) kemarin.
Aksi dari kalangan mahasiswa itu merupakan bentuk kekecewaan terhadap Pemkot Kediri yang tidak menepati janjinya kepada masyarakat, termasuk kepada para PKL di kawasan Alun-alun.
Awalnya Pemkot Kediri menjanjikan proyek revitalisasi Alun-alun Kota Kediri hanya akan berlangsung selama delapan bulan, rampung akhir tahun 2023 ini.
Namun Pemkot Kediri melalui Dinas PUPR memutus kontrak rekanan proyek revitalisasi Alun-alun Kota Kediri pada Sabtu (30/11/2023).
Berdasarkan informasi yang berkembang, proyek revitalisasi Alun-alun Kota Kediri baru akan dilanjutkan pada tahun 2025. Kondisi ini tentu sangat merugikan bagi para PKL yang selama ini mangkal di kawasan Alun-alun.
“Janjinya kok tidak sesuai dengan dahulu. Dahulu Februari (2024) katanya sudah bisa ditempati,” ujar Ketua Paguyuban PKL Alun-Alun Kota Kediri, Soebagyo, kepada Metaranews.co pada Selasa (5/12/2023).
“Saya melihat kasihan, sudah banyak (PKL) yang tidak berjualan karena merugi. Apalagi beberapa tutup karena tersangkut hutang,” tambahnya.