Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Komisi III DPRD Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengambil langkah cepat menyikapi gagalnya uji coba pembuatan sumur bor bagi warga Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, yang sumurnya diduga tercemar limbah.
Kalangan legislatif di Kabupaten Kediri memanggil sejumlah pihak terkait untuk mencari solusi sementara, sembari menunggu hasil analisis mendalam dari DLH Kabupaten Kediri yang bekerja sama dengan DLH Provinsi Jawa Timur.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kediri, Totok Minto Leksono menjelaskan, pertemuan kali ini menyepekati beberapa hal, salah satunya pendalaman atas sumur bor yang telah ada.
Langkah tersebut bertujuan untuk menemukan titik-titik baru sumber mata air bersih, agar warga terdampak limbah dapat segera mengakses air bersih.
“Jadi kemungkinannya nanti akan diatur ulang berdasarkan hasil koordinasi secara kebersamaan. Hasil rapat ini adalah kesepakatan untuk mencari titik-titik baru sumber air bersih melalui pengeboran yang lebih dalam,” kata Totok saat ditemui METARA, Kamis (1/4/2025).
Totok menegaskan bahwa segala langkah ke depan akan diputuskan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kediri.
Dalam hal ini, Bappeda Kabupaten Kediri akan menjadi pihak yang mengomandoi upaya menemukan solusi terkait permasalahan warga terdampak di Desa Plosolor.
Mengenai kedalaman pengeboran selanjutnya, Totok menyatakan pihaknya akan tetap menunggu hasil analisis teknis dari Bappeda, untuk menentukan kedalaman yang tepat atau bahkan melanjutkan pengeboran di titik sebelumnya.
“Kita akan tetap menunggu petunjuk teknisnya seperti apa dari Bappeda, karena ini sepenuhnya Bappeda yang memimpin,” ujarnya.
Bintoro, salah satu warga yang sumurnya tercemar, mengungkapkan kepada METARA bahwa air yang keluar dari sumur bor sedalam 12 meter memiliki perbedaan signifikan dengan air tandon bantuan.
“Warnanya agak kekuningan sedikit, baunya seperti besi mengarat, bahkan ada minyak-minyaknya,” ungkap Bintoro.
Dengan adanya rencana pendalaman sumur bor, Bintoro berharap kualitas air yang dihasilkan nantinya layak untuk dikonsumsi.
“Pokoknya warga ngikut saja, asalkan mendapat air bersih. Syukur-syukur bisa kembali seperti semula,” imbuhnya.
Sementara itu, Manajer Keuangan dan Umum KSO Kebun Dhoho PT SGN, Ardi Medianto Putra, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus menyalurkan bantuan air bersih sebagai bentuk kepedulian terhadap warga terdampak.
Sejak 11 April 2025, KSO Kebun Dhoho PT SGN telah mendistribusikan 12 tandon air bersih dengan kapasitas 750 hingga 1500 liter.
“Dari 11 April 2025 sampai sekarang, kami setiap harinya memberikan bantuan air bersih sebagai bentuk kepedulian kepada warga terdampak,” terang Ardi.
Sejauh ini, lanjut Ardi, pihaknya telah mendistribusikan sekitar 11.000 liter air bersih setiap harinya kepada warga terdampak.