Metaranews.co, Kediri – Waduk Siman di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, sempat menjadi sorotan publik dan viral di media sosial, kini telah kembali tertata rapi.
Meja dan kursi pedagang yang sebelumnya memenuhi tepian waduk kini telah dipindahkan.
Perubahan ini terjadi setelah adanya keluhan dari wisatawan terkait dugaan praktik “peraturan sendiri” oleh pedagang di area tersebut.
Beberapa pengunjung melaporkan harus membayar parkir atau diwajibkan membeli sesuatu dari pedagang sebagai syarat parkir.
Selain itu, ada juga laporan larangan membawa makanan atau minuman dari luar area waduk.
Salah satu pengunjung, Friska, mengungkapkan kekecewaannya pada Minggu (8/6/2025).
“Padahal sebulan kemarin itu tidak ada peraturan yang menyatakan harus bayar parkir,” ujarnya.
Friska juga menyoroti kondisi tepian waduk yang dipenuhi meja dan kursi, sehingga hanya menyisakan ruas jalan selebar dua meter untuk pejalan kaki. Ia menduga para pedagang telah bersepakat untuk menerapkan peraturan baru ini.
Namun, dugaan tersebut dibantah oleh Yoyok, salah satu pedagang di Waduk Siman. Menurutnya, insiden yang viral pada Jumat (6/6/2025) itu hanyalah salah paham antara seorang pedagang dan wisatawan.
“Sedikit pun tidak pernah ada kesepakatan itu (parkir), terlebih harus membeli dulu sebelum parkir. Salah paham saja kok antar Pak A dengan pengunjung,” jelas Yoyok pada Senin (9/6/2025).
Yoyok menceritakan, saat itu ada seorang wisatawan perempuan yang membeli makanan tetapi tidak memesan minuman karena sudah membawa dari luar.
Pedagang yang disebut “Pak A” kemudian mengusir wisatawan tersebut dengan alasan dilarang membawa makanan dan minuman dari luar.
“Nah mungkin itu yang membuat wisatawan merasa malu bertepatan saat itu sedang ramai pengunjung,” ungkapnya.
Yoyok menambahkan bahwa Pak A memang dikenal memiliki sifat emosional, dan pedagang lain pun mengakui hal tersebut. Atas kejadian ini, seluruh pedagang di kawasan Waduk Siman telah memberikan arahan kepada Pak A agar tidak mengulangi perbuatannya.
Mereka juga sepakat untuk memindahkan seluruh kursi dan meja dari tepi waduk, mengembalikan kondisi seperti awal mula waduk itu ada.
“Jadi begitu ceritanya, cuma satu orang saja yang menjadi pelakunya, namun seolah-olah kami semua (pedagang di Waduk Siman) yang menjadi korbannya,” tutup Yoyok.
Beruntungnya, peristiwa salah paham ini tidak sampai mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan. Sistem ekonomi di sektor Waduk Siman pun terselamatkan dari potensi penurunan pengunjung.