Duh! Belasan Perlintasan Sebidang di Kabupaten Kediri Tak Dijaga, Dishub Usul Penambahan Palang Pintu Baru

Perlintasan Sebidang Kediri
Caption: Salah satu perlintasan sebidang kereta api di Desa Turus, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kediri bakal menambah palang pintu perlintasan sebidang kereta api di empat titik pada tahun depan.

Upaya itu dilakukan untuk meminimalisir angka kecelakaan.

Bacaan Lainnya

“Untuk sementara kita upayakan untuk lokasi palang pintunya kemungkinan akan menambah empat titik, kami upayakan tahun depan. Tahap pengusulan kita kirimkan ke PT KAI untuk perizinan,” ujar Staf Sistem Informasi Dishub Kabupaten Kediri, Luhur Darma, Rabu (2/8/2023).

Luhur mengungkapkan, sejauh ini terdapat 54 lokasi perlintasan sebidang kereta api atau Jalur Perlintasan Langsung (JPL) yang ada di wilayah Kabupaten Kediri.

Menurut Luhur, delapan lokasi perlintasan sebidang sudah dijaga oleh petugas dari PT KAI, satu lokasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab), dan delapan lokasi dijaga oleh sukarelawan.

“Sedangkan JPL yang tidak dijaga ada sekitar 15 lokasi. JPL liar yang berukuran kecil tanpa dijaga juga sebanyak 12 lokasi. Perlintasan tidak sebidang underpass delapan lokasi,” jelasnya.

Luhur melanjtkan, pengadaan palang pintu perlintasan sebidang ini memerlukan waktu yang cukup panjang.

Sebab, salah satu tahapannya harus mengurus perizinan ke Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

“Satu lokasi satu ijin, harus ke Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Jadi tidak bisa mengusulkan langsung beberapa titik, tapi satu per satu. Di sisi lain kita harus melihat anggaran kita sendiri, tapi kita upayakan untuk semua tetap terjaga,” tambahnya.

Adapun lokasi perlintasan sebidang yang kerap terjadi kecelakaan, tutur Luhur, berada di Kecamatan Papar. Ia menyebut penyebab kecelakaan diduga terjadi karena kelalaian pengendara.

“Sering terjadi kecelakaan di Kecamatan papar, paling sering kurun waktu akhir-akhir ini. Itu dijaga sukarelawan sebenarnya, kita sudah ada EWS (Early Warning Score) pemberian dari provinsi,” sebutnya.

“Itu karena kelalaian manusianya sendiri, terkadang kurang fokus atau bagaimana juga bisa,” pungkas Luhur.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *