Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Masa senja Ngaderi (73) kini lebih banyak dihabiskan bersama keluarga di rumah. Veteran perang saat masa memperjuangkan kemerdekaan tersebut sudah terlihat ringkih.
Rambut dan alisnya telah beruban, pendengarannya pun sudah mulai lemah, usia sudah betul-betul menggerogoti fisiknya.
Namun yang bikin luar biasa, ia masih bersemangat menghadiri upacara Hari Pahlawan Nasional di Lapangan Pemerintahan Kabupaten Jombang. Ia juga bersedia menceritakan pengalamannya kala berjuang di medan pertempuran.
Ngaderi yang mengenakan seragam veteran lengkapnya itu masih terlihat jelas sisa-sisa kegagahan dari sosoknya.
Ngaderi lahir di Jombang pada 10 Juli 1950. Sejak usia 20, Ngaderi mulai tergabung dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Awal tergabung pada 1970 dan tergabung di Batalyon 512 Malang,” ujar Ngaderi usai mengikuti upacara Hari Pahlawan Nasional di Lapangan Pemkab Jombang, Jumat (10/11/2023).
Setelah itu ia ditugaskan ke Mesir pada Tahun 1973 hingga 1974.
“Setelah tugas di Mesir, kemudian ditugaskan ke Timor Timur untuk mengikuti perang,” ungkapnya.
Ngaderi pernah mengikuti pertempuran yang berkesan saat di Timor Timur.
“Kita di sana antara hidup dan mati. Saya hampir kena tembak, tapi tidak kena gara-gara kesandung. Tetapi hidup dan mati itu memang di tangan Allah,” jelas dia.
Ia pensiun pada tahun 1980, dan menghabiskan waktunya bersama keluarga di Desa Berjel, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
Dalam memperingati Hari Pahlawan Nasional 2023 ini, Ngaderi berpesan kepada generasi muda untuk benar-benar mengisi kemerdekaan dengan jiwa kepahlawanan.