Metaranews.co, Kabupaten Trenggalek – Calon Wakil Presiden Mahfud MD berkunjung ke Pondok Pesantren Sulaiman di Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (2/12/2023).
Kunjungan ini merupakan ajang silaturahmi dengan para santri dan kiai di wilayah Mataraman, dan sekaligus upaya menggalang dukungan.
Sekadar diketahui, Mataraman merupakan wilayah kebudayaan di Jawa Timur bagian barat-selatan. Disebut Mataraman karena dulu wilayah ini pernah dikuasai oleh Kesultanan Mataram.
“Kami di sini melakukan deklarasi bersama para santri dan kiai, karena saya kebetulan dipercaya untuk menjadi salah satu calon wakil presiden,” ujar Mahfud, Sabtu (2/12/2023).
“Saya siap maju, dan silakan dinilai dengan objektif, dengan benar, kalau cocok pilih, kalau tidak, tidak usah dipilih,” lanjut Mahfud.
Pria yang kini menjabat sebagai Menkopolhukam itu juga mengajak semua pihak mendorong agar santri bisa berpartisipasi dalam Pemilu. Terlepas belakangan muncul isu adanya tekanan politik yang tidak sehat, salah satunya mengarah pada kalangan santri.
“Bagaimanapun isu itu ada. Saya katakan tekanan politik dari aparat ataupun pemerintah tidak usah dilawan, tidak ada gunanya, diiyakan saja, nanti saja kalau Pemilu memilih yang sesuai dengan keyakinan dan apa yang menjadi tuntutan hati,” ujarnya.
Selain itu, Mahfud juga mengajak masyarakat untuk menilai kandidat secara objektif dan memilih sesuai dengan keyakinan.
“Pilihlah sesuai dengan bisikan nurani, dan keyakinan tentang apa yang baik bagi Indonesia,” paparnya.
Lebih lanjut, Mahfud memberikan pesan khusus kepada para kiai dan santri agar membawa semangat pesantren yang penuh kejujuran dalam Pemilu.
Ia juga menekankan perlunya melindungi masyarakat dari tekanan politik yang tidak sehat.
Mahfud lantas menyinggung tentang peran penting pesantren dan lembaga pendidikan Islam dalam pembangunan Indonesia.
Ia menekankan bahwa kini pesantren telah memberikan kontribusi signifikan, dengan alumni yang berperan dalam berbagai sektor, termasuk pemerintahan.
“Para kaum santri sekarang sudah masuk di kabinet, ada yang jadi dirjen, dokter, dan lain-lain. Pesantren mendirikan sekolah-sekolah dan universitas. Semakin maju, pesantren harus tetap berada di garda terdepan untuk menjaga republik ini,” tuturnya.