Metaranews.co, Kota Kediri – Sebuah makam ulama yang berada di kawasan Situs Setonono Gedong, Kota Kediri, Jawa Timur, menjadi bukti syiar Islam saat pertama kali memasuki tanah Kediri pada ratusan tahun silam.
Ulama yang biasa dikenal dengan sebutan Mbah Wasil itu diyakini sudah masuk ke wilayah Kediri sebelum era Wali Songo yang eksis pada tahun 1400-an di Pulau Jawa.
“Dilihat angka tahun batu makam. Mbah Wasil diduga sudah ada sejak tahun 1100, berjarak 300 tahunan dengan era Wali Songo,” ujar Juru Kunci Makam Mbah Wasil, Muhammad Yusuf Wibisono, Jumat (29/3/2024).
Yusuf mengatakan, Mbah Wasil diyakini hidup pada masa pemerintahan Raja Kadiri, Sri Aji Jayabaya, sekitar abad ke-11 masehi.
Keyakinan itu dibuktikan dengan keberadaan situs-situs berupa arca dan struktur candi yang ada di sekitar Setono Gedong.
Benda-benda kuno tersebut diyakini sezaman dengan makam MMbah Wasil, yang berjarak hanya 50 meter di kawasan makam Setono Gedong.
Mbah Wasil atau ulama yang mempunyai nama asli Sayid Sulaiman Samsyuzein Ali ini merupakan pendatang dari Istanbul, Turki, pada abad ke-11.
Beberapa masyarakat menyebutnya sebagai Syekh Al Wasil Samsudin.
“Mbah Wasil dikatakan sebagai salah satu keturunan Rasulullah melalui Siti Fatimah, dan ikut bergabung bersama utusan wali di Istanbul,” jelasnya.
Meskipun penganut agama islam, menurut Yusuf, Mbah Wasil tidak secara terang-terangan melakukan syiar Islam kepada masyarakat setempat.
Ia menyebut, Mbah Wasil datang ke pulau Jawa, khususnya ke Kediri, sebagai studi kasus untuk penyebaran agama Islam.
Mbah Wasil melakukan berbagai pendekatan kepada masyarakat, bahkan kepada raja yang menjabat pada masa itu, yakni Sri Aji Jayabaya.
Pendekatan itupun sukses hingga dianggap sebagai orang dekat Sri Aji Jayabaya. Pada akhirnya Mbah Wasil memilih untuk tinggal dan menetap hingga dimakamkan di kawasan Setonogedong Kediri.
“Pengikutnya yang pulang ke Turki,” jelas Yusuf.
Mbah Wasil Diyakini Sebagai Guru Spiritual Sri Aji Jayabaya
Selain dikenal sebagai tokoh besar dalam penyebaran agama Islam di Kediri, sosok Mbah Wasil juga disebut sebagai guru spiritual Raja Kadiri, Sri Aji Joyoboyo.
Bahkan, kedekatannya dengan Sri Aji Joyoboyo membuahkan ramalan masa depan atau sebuah jongko kitab pusaran, yang dikenal dengan Jongko Joyoboyo.
“Ada yang mengatakan Mbah Wasil guru spiritual Sri Aji Joyoboyo,” papar Yusuf.
Yusuf menyebut pendekatan Mbah Wasil kepada Sri Aji Jayabaya terbilang sukses, meskipun keduanya mempunyai latar belakang agama yang berbeda.
Mbah Wasil juga sempat diberi gelar hakim agung saat itu, lantaran menyelesaikan beberapa perkara atau permasalahan di masa itu.
Yusuf mengatakan, belum ada bukti secara fisik kaitan antara Mbah Wasil dan Sri Aji Jayabaya.
Namun beberapa peninggalan situs-situs berupa arca dan struktur candi yang ada di sekitar Setonogedong membuktikan bahwa kompleks pemakaman ini menjadi bukti syiar Islam pertama kali memasuki tanah Kediri.
“Wallahualam,” ucap Yusuf.
Di saat Ramadan seperti ini, makam Mbah Wasil selalu ramai dari kunjungan wisatawan dari berbagai daerah.
Adapun pengunjung Makam Mbah Wasil tidak hanya datang dari wisatawan lokal. Namun juga dari berbagai negara seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Belanda.
Bahkan, makam Mbah Wasil juga dikunjungi oleh pemeluk beragam agama dan keyakinan.
“Ada banyak sekali penganut agam lain yang ke sini, Hindu, Budha, Kristen, dan sebagainya. Bahkan ada dari penganut keyakinan dengan hari tertentu,” pungkas Yusuf.