Melihat Padmasana Relief Garuda di Kompleks Makam Setono Gedong Kota Kediri

Setono Gedong Kota Kediri
Caption: Padmasana di kompleks makam Setono Gedong Kota Kediri. Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Destinasi wisata religi Setono Gedong Kota Kediri kaya akan nilai-nilai sejarah dan budaya.

Di destinasi wisata religi ini, selain dapat berziarah ke makam tokoh ulama penyebar Islam di Kediri, Syekh Wasil Syamsudin, di tempat ini juga terdapat batu kuno era Kerajaan Kadiri.

Bacaan Lainnya

Bahkan, batu kuno berupa padmasana itu ditemukan dengan pahatan burung garuda masa Raja Airlangga, yang konon menjadi rujukan lambang negara Indonesia.

Kini padmasana itu masih terjaga di kompleks makam wisata religi Setono Gedong.

Juru kunci makam Setono Gedong Kota Kediri, Muhammad Yusuf Wibisono mengatakan, padmasana itu ditemukan saat perluasan masjid pada tahun 1990-an.

“Tahun 1990-an, (ditemukan) terpendam di tanah,” kata Yusuf, Sabtu (8/4/2023).

Yusuf menyebut temuan patmasana itu menjadi bukti nyata keberadaan Kerajaan Kadiri masa silam.

Sementara terkait relief burung garuda terpahat di padmasana, Yusuf menerangkan bahwa simbol itu disebut sebagai Garuda Dimuko.

Relief burung garuda itu merupakan simbol Raja Airlangga, yang terpahat di batu patmasana pada bagian tataan bawah.

Kemudian pada bagian tengah padmasana, ada pahatan relief berbentuk bunga teratai yang masih terlihat jelas.

Patmasana tersebut, diyakini Yusuf, sebagai peribadatan masa Kerajaan Kadiri sebelum masuknya agama Islam, yakni pada era Hindu-Budha.

Seharusnya, lanjut Yusuf, di atas bunga teratai patmasana ada patung yang diistimewakan seperti Dewa Siwa atau Wisnu. Namun sejak ditemukan, bagian atas patmasana sudah hilang.

“Sejak ditemukan sudah tidak ada. Kalau ditemukan pasti kita angkat,” jelasnya.

Menurut Yusuf, temuan padmasana di kompleks makam Setono Gedong ini sudah dilakukan penelitian oleh arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur.

Namun hasilnya, kata dia, masih menjadi pro-kontra.

“Sudah diteliti BPCB dulu, hasilnya masih pro-kontra. Melihat sekitar dipenuhi bangunan padat, dan tidak ada penandaan atau prasasti menyebut jejak sejarah,” tuturnya.

Adapun padmasana itu mulanya ditemukan di depan masjid.

“Akhirnya oleh takmir dan masyarakat setempat ditata, dahulu bermula bertempat di depan masjid sejak ditemukan itu. Namun pertimbangan keselamatan dialihkan ke pendopo,” paparnya.

Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Disbudparpora Kota Kediri, Endah Setiyowati, juga menerangkan bahwa batu kuno berrelief garuda itu merupakan padmasana.

Padmasana sendiri merupakan tempat beribadah atau pertapaan umat Hindu. Padmasana di kompleks makam Setono Gedong diyakini sudah ada sejak era Kerajaan Kadiri.

Endang mengungkapkan, pada padmasana tersebut seharusnya ada patungnya. Namun sejak ditemukan, bagian atas padmasana sudah hilang.

“Seharusnya di atasnya ada patungnya, untuk peribadatan atau bertapa,” kata Endah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *