Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Mengawali datangnya musim giling tebu tahun 2025, Pabrik Gula (PG) Ngadirejo, Kabupaten Kediri, menggelar tradisi “Manten Tebu” yang sarat makna dan syukur.
Ritual tahunan ini menjadi penanda dimulainya masa panen dan pengolahan tebu di PG Ngadirejo.
Layaknya sebuah pernikahan agung, dua batang tebu pilihan dihias dengan indah, lalu diarak dengan khidmat.
Prosesi ini melambangkan rasa terima kasih atas hasil panen yang melimpah, serta harapan akan kelancaran seluruh proses penggilingan tebu menjadi gula.
“Ya acara ini menjadi penanda dimulainya musim giling tebu. Tadi dalam ritual ini kami menghadirkan budaya khas Jawa Timur, seperti jaranan dan wayang ruat,” kata General Manajer PG Ngadirejo Kediri, Wayan Mei Purwono, Jumat (9/5/2025).
Lebih lanjut, Wayan menjelaskan bahwa tradisi “Manten Tebu” merupakan bagian inti dari upacara pembukaan musim giling tebu yang tetap dilestarikan hingga kini.
Hampir seluruh pabrik gula, terutama yang beroperasi di Jawa, rutin melaksanakan tradisi ini.
“Tradisi Manten Tebu itu bagian dari seremonial bahwa kita akan melaksanakan giling, yakni diwujudkan tebu yang dibawa pengantin yang sudah layak, sudah manis, sudah bersih, segar, dan siap ditebang dan digiling PG Ngadirejo,” tuturnya.
Perayaan “Manten Tebu” tahun 2025 ini terasa lebih semarak dan meriah dibandingkan tahun sebelumnya. Pihak PG Ngadirejo berhasil memadukan beragam unsur budaya lokal dalam ritual tersebut.
“Kalau dibandingkan acara tahun kemarin, maka event tahun ini lebih lengkap dan lebih mengena,” ucap Wayan.
Wayan menambahkan, pihak PG Ngadirejo telah menjadwalkan penerimaan tebu dari petani mulai tanggal 10 Mei, dan proses penggilingan akan dimulai sehari setelahnya.
Uji coba kesiapan mesin yang dilakukan pada hari yang sama menunjukkan hasil yang memuaskan.
“Alhamdulillah, persiapan pabrik pada hari ini kita melaksanakan tes yang memuaskan, dan tanggal 10 Mei siap menerima tebu dari petani,” jelasnya.
Terkait target produksi pada musim giling tahun ini, PG Ngadirejo optimis dapat menggiling 10 juta kuintal tebu dan menghasilkan 80 ribu ton gula.
Capaian laba pada tahun sebelumnya juga cukup menggembirakan, berada di atas Rp 150 miliar dengan angka rendemen rata-rata 8,12.
“Target ini bertujuan untuk meningkatkan performa, kita tahu bahwa pabrik gula ini merupakan peninggalan Belanda. Bahkan kami harus terus merevitalisasi pabrik gula ini agar bisa bersaing,” ungkapnya.
Diketahui, tebu yang akan digiling di PG Ngadirejo berasal dari berbagai wilayah, termasuk Kediri, Blitar, lahan Hak Guna Usaha (HGU), serta petani mitra yang berada di Malang.