Ornamen Djong Direkomendasikan Jadi Ikon Jembatan Jongbiru Kediri

Ikon Jembatan Jongbiru
Caption: Sejumlah anak-anak melihat-lihat lokasi pembangunanJembatan Jongbiru di Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Senin (23/10/2023). Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Ornamen perahu menyerupai Djong direkomendasikan jadi ikon Jembatan Jongbiru Kediri.

Hal itu diusulkan oleh Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4) kepada Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.

Bacaan Lainnya

Ketua DK4, Imam Mubarok mengatakan, melalui rekomendasi ini diharapkan Jembatan Jongbiru nantinya menjadi destinasi wisata baru seiring beroperasinya Bandara Daha.

“Sekitar satu-dua bulan bulan yang lalu kita sudah melakukan diskusi bersama Bupati Kediri soal rencana pengembangan Jembatan Jongbiru. Pada diskusi itu kita berharap Jembatan Jongbiru bisa menjadi destinasi wisata menjelang berlakunya Bandara Daha Kediri,” ujar Mubarok, Selasa (24/10/2023).

“Atas nama DK4 menyampaikan kepada Bupati di Jembatan (Jongbiru) nantinya agar ada ornamen perahu Djong Java,” tambahnya.

Sebagai informasi, Djong merupakan jenis kapal layar kuno yang berasal dari Jawa, dan digunakan secara umum oleh pelaut Jawa dan Sunda.

Selain itu juga kerap digunakan oleh pelaut Pegu dan Melayu. Nama Djong dari dulu hingga sekarang dieja dengan ‘Jong’.

Mubarok menuturkan, keberadaan Djong sangatlah legendaris di masa Kerajaan Kadiri. Kapal ini kerap melintas di Sungai Brantas sejak abad kesembilan silam.

Pada masa itu, kata Mubarok, Kerajaan Kadiri mempunyai laksamana yang mengatur lalu lintas di Sungai Brantas. Nama laksamana ini tertera di Prasasti Jaring, yakni Laksamana Sarwajala.

Menurut dia, kawasan Jongbiru dulunya merupakan sebuah dermaga yang sangat terkenal.

Dermaga Jongbiru dikenal mulai masa Kerajaan Kadiri hingga tragedi penyerangan Amangkurat II terhadap Trunojoyo di Setono Gedong Kediri.

“Itu dulu (Jongbiru) adalah bandar yang sangat besar. Bahkan pada cerita guguk sah gagang aking Bandar Jongbiru ini masuk dalam cerita fiksi yang terkenal di abad 14 era Majapahit menyebut nama Jongbiru, sehingga nama Jongbiru ini tidak hanya menjadi sebuah jembatan, tetapi punya memiliki nilai sejarah dan pengingat masa lalu,” paparnya.

Oleh karenanya, lanjut Mubarok, pihaknya merekomendasikan kepada Bupati Kediri untuk tidak hanya membuat ornamen ke Jembatan Jongbiru, namun disertai bangunan perahu.

“Sehingga menjadi cerita tutur yang kuat bagi generasi yang akan datang, bahwa di sini dahulu adalah zaman kerajaan menjadi tempat yang sangat penting,” pungkasnya.

Untuk diketahui, pembangunan Jembatan Jongbiru saat ini memasuki tahap Test Pile atau pengetesan tiang pancang di sisi barat sungai.

Jembatan yang dibangun oleh Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) Kementerian PUPR itu diproyeksikan sebagai penghubung antar wilayah Kabupaten dan Kota Kediri.

Sebenarnya, Jembatan Jongbiru dulu sudah terbangun, namun ambruk pada Mei 2017 silam.

Ambruknya Jembatan Jongbiru terjadi setelah pondasi tiang pancang jembatan dihantam material kayu yang dibawa arus Sungai Brantas.

Akibat ambruknya jembatan yang dibangun sejak tahun 1900-an ini, jalur Kabupaten Kediri menuju Kota Kediri melalui Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, putus total.

Pos terkait