Metaranews.co, Kota Kediri – Puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1144 Kota Kediri diperingati dengan menggelar Upacara Manusuk Sima pada Kamis (27/7/2023).
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, prosesi Manusuk Sima kali ini digelar di halaman Balai Kota Kediri.
“Hari ini kita merayakan upacara Manusuk Sima. Tepat di tanggal 27 Juli 2023 Kota Kediri berumur 1144 berdasarkan Prasasti Kwak,” kata Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar.
“Biasanya tradisi Manusuk Sima digelar di lingkungan Kuwak atau Tirtayasa. Namun tahun ini kita adakan di Balai Kota tanpa mengurangi esensi sejarah dan tradisinya,” lanjut dia.
Mas Abu, sapaan akrab Abdullah Abu Bakar menjelaskan, upacara Manusuk Sima merupakan bentuk visualisasi untuk mengenang peristiwa bersejarah ribuan tahun lalu.
Yakni peristiwa ditetapkannya Dusun Kwak sebagai tanah sima atau bebas pajak oleh kerajaan Mataram Kuno.
Pemberian tanah bebas pajak itu tertulis dalam Prasati Kwak, yang dipercaya sebagai bagian dari napak tilas lahirnya Kota Kediri.
“Tadi pagi kita sudah melaksanakan pertirtaan di Kuwak atau Tirtayasa. Lalu kita sambung acara seremonial di balai kota untuk penyerahan prasasti,” tandasnya.
Mas Abu menuturkan di momen Hari Jadi Kota Kediri ini ia ingin agar wilayah yang dipimpinnya menjadi daerah yang baik, bersih, dan subur.
Salah satu upaya untuk mewujudkannya, pihaknya akan segera menyusun regulasi larangan pemakaian plastik sekali pakai khususnya di instansi pemerintahan.
Mas Abu juga berharap agar masyarakat ikut menjaga kelestarian alam di lingkungan masing-masing.
“Mudah-mudahan ini kita bisa menjaga sustainable, dan kita bisa zero waste ke depannya. Karena kita punya tanggung jawab yaitu lingkungan,” tuturnya.
Sementara selain menggelar upacara Manusuk Sima, tampak acara seremonial siang itu juga disertai dengan pelepasan sebanyak 1.144 ekor burung perkutut.
Pelepasan burung perkutut ini, kata Mas Abu, merupakan simbol kebahagiaan. Serta dimaksudkan untuk memperindah alam di Kota Kediri.
“Burung perkutut adalah hewan endemik dari Pulau Jawa, salah satunya ada di Kediri. Maka saya berpesan agar burung tidak ditangkap, mari kita lestarikan sebagaimana keadaan alam sedia kala,” tutupnya.