Sidang Lanjutan Perkara KDRT Ferry Irawan, Saksi Ahli Tunjukkan Rontgen Keretakan Tulang Venna Melinda

Venna Melinda
Caption: Suasana persidangan lanjutan perkara KDRT terdakwa Ferry Irawan kepada istrinya Venna Melinda di PN Kota Kediri, Senin (10/4/2023). Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Sidang lanjutan perkara KDRT yang menjerat terdakwa Ferry Irawan masih terus berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Kota Kediri.

Teranyar hari ini, Senin (10/4/2023). Dalam sidang kali ini Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan tiga saksi ahli dan satu saksi fakta.

Bacaan Lainnya

Mereka yakni dr Hendry Purboyo Sintoro dari RS Mitra Keluarga Sidoarjo, psikolog Cita Juwita, Muhammad Yusron Marzuki, dan pakar hukum pidana dosen Universitas Narotama Surabaya.

Dalam persidangan yang dipimpin hakim ketua Boedi Haryantho itu, para saksi memperlihatkan dampak yang dialami korban Venna Melinda, yang tak lain merupakan istri terdakwa Ferry.

Dampak tersebut terlihat jelas dari hasil foto rontgen bagian dada tulang rusuk Venna Melinda yang mengalami keretakan.

“Ada patah tulang iga pada titik ke sembilan,” kata Hendry sambil menunjukkan hasil foto rontgen di depan hakim, Senin (10/4/2023).

Namun, kata Hendry, saat korban Venna menjalani rawat inap selama dua hari di RS Mitra Keluarga Sidoarjo, tidak ada darah yang keluar dari hidung korban.

Sementara terkait fraktur yang terjadi pada tulang hidung korban, Hendry mengaku tidak mempunyai kapasitas tersebut.

Berikutnya saksi ahli psikolog Cita Juwita mengakui memang ada rasa trauma mendalam yang dialami Venna Melinda usai mengalami KDRT.

Adapun rasa trauma itu, kata Cita Juwita, tidak mengganggu nilai pemikiran dan intelektual korban, sehingga korban masih dapat melakukan aktivitas usai kejadian.

Kuasa hukum Ferry Irawan, Jeffry Simatupang, menyebut saksi ahli memberikan keterangan yang berubah-ubah.

Jeffry lantas menyinggung hasil foto rontgen keretakan tulang iga titik kesembilan. Ia mempertanyakan apakah benar keretakan tulang iga akibat dari ulah terdakwa Ferry.

“Dalam kondisi ini dokter menggunakan bahasa berubah-ubah,” klaim Jeffry.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *