Teladan! Buruh Serabutan di Kediri Ini Nekat Bikin Tempat Penampungan Kucing Liar Meski Hidup Pas-pasan

Kucing Kediri
Caption: Wiwin bersama ibunya merawat kucing-kucing malang di Tempat Penampungan Kucing Taman Kucing Liwizaa Kediri, Rabu (9/10/2024). Doc: Meteranewa.co/Darman

Metaranews.co, Kota Kediri – Prihatin dengan banyaknya kucing terlantar di pasar dan di jalanan, Wiwin Winarti, warga Kelurahan Bawang, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, nekat merawat dan memelihara ratusan kucing liar, meski secara ekonomi dirinya hidup pas-pasan.

Tempat penampungan kucing malang ini didirikan Wiwin bersama satu rekanya sejak bulan Juli 2024 lalu, yang diberi nama “Taman Kucing Liwizaa”, dengan modal Rp 750.000 untuk membuat kandang ratusan ekor kucing liar.

Bacaan Lainnya

“Awalnya kasihan melihat kucing liar ditendang, dipukul, dan diusir oleh warga di pasar dan juga di jalanan. Padahal kucing itu kan hanya minta makan dari sisa makanan. Kemudian saya tolong satu-satu, karena rumah masih kontrak dan sempit, dengan modal patungan dengan Mbak Lili nekat bangun kandang ini,” kata Wiwin saat ditemui Metaranews.co di Taman Kucing Liwizaa yang dikelolahnya, Rabu (9/10/2024).

Kucing-kucing malang tersebut rata-rata dibuang oleh pemiliknya karena sudah tidak mampu merawat. Saat ditemukan, umumnya kucing tersebut dalam kondisi tidak sehat, seperti sakit mata, pilek, hingga diare.

Rata-rata kucing yang ditemukan terlantar yakni jenis lokal Jawa dengan usia bervariasi, ada yang dewasa, anak-anak, bahkan ada yang baru melahirkan saat ditemukan.

“Kondisinya rata-rata sakit, ada yang kena sakit mata, pilek, dan diare. Umumnya jenis Jawa, kalau kucing rumahan yang dibuang biasanya kondisinya masih sehat,” imbuhnya.

Di tempat penampungan ini, setiap hari kucing-kucing diberi makan dan mendapat perawatan, mulai dari dimandikan, pemberian obat, serta mendapat asupan vitamin. Semua dilakukan sendiri olah Wiwin yang dibantu oleh ibunya.

Wiwin yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh serabutan itu merawat sekitar 125 kucing di tempat penapungan setiap pagi dan sore sepulang bekerja.

Untuk membiayai kebutuhan kucing di penapungan, Wiwin sering kali menggunakan dana pribadi, meski kadang ada donator yang simpati dengan memberi pakan dan obat-obatan secara gratis.

“Saat ini ada 125 ekor kucing, yang diadopsi sekitar 100 lebih, namun setiap hari selalu ada saja orang yang datang membawa kucing kemari. Beruntung masih ada yang peduli memberi bantuan pakan atau obat, meski sering mengeluarkan dana pribadi,” ujarnya.

Wiwin mengaku sudah mencoba meminta bantuan ke beberapa pihak untuk mendapatkan suntikan steril bagi kucing betina agar tidak hamil. Karena umumnya kucing yang dibuang pemiliknya yakni kucing betina.

Pihanya juga berharap ada bantuan dari donator untuk membatu biaya operasional ratusan kucing tersebut. Bantuan lain yang diharapkan yakni dibangunnya tempat berteduh buat ratusan kucing yang representatif.

“Saya berharap ada bantuan suntik steril untuk kucing betina, biar tidak hamil. Juga di sini tidak ada tempat berteduh kucing saat musim penghujan tiba sebentar lagi,” pungasnya.

Pos terkait