Metaranews.co, Kota Kediri – Ekskavasi tahap 4 Situs Candi Klotok oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI berakhir hari ini, Jumat (8/9/2023).
Ada beberapa temuan yang menjadi sorotan pada ekskavasi kali ini, di antaranya yakni Paseban dan anak tangga di sebelah utara candi ke-2, yang sebelumnya tertutup tanah sedalam 40 sentimeter.
Menurut Analis Pelestarian Cagar Budaya dan Museum BPK Wilayah XI, Nugroho Harjo Lukito, dimensi paseban panjangnya adalah 12 meter dengan lebar 6 meter.
“Paseban menyatu dengan enam buah anak tangga. Letaknya ada di sebelah utara candi agak bawahnya,” jelas Nugroho kepada Metaranews.co, Jumat (8/9/2023).
Menurut Nugroho, paseban ini ditemukan dengan kondisi tidak utuh. Saat ditemukan, para arkeolog tidak menemukan ujung dari paseban.
“Paseban memang tidak utuh, kerusakannya diakibatkan akar pohon yang menyeruak di bagian struktur bangunan, karena memang strukturnya sudah tidak solid,” tuturnya.
Sementara itu, saat ditanya terkait pada era apa Candi Klotok dibangun, Nugroho mengaku belum bisa memastikan. Sebab hingga hari ini belum ada temuan autentik yang menunjukkan dari mana candi berasal.
“Beberapa temuan seperti pahatan atau keramik memang sudah ditemukan, namun semua temuannya belum mengarah ke kerajaan siapa,” katanya.
Kendati demikian, lanjut Nugroho, ada temuan pipa yang mirip pada era Kerajaan Kahuripan di area candi.
“Era Airlangga (Pendiri Kerajaan Kahuripan) ini kan memang terkenal dengan pengairannya, namun ini tidak membuktikan apa-apa, karena di era Majapahit juga ada hal serupa,” ucap Nugroho.
Selain itu, Nugroho menuturkan hingga hari ini pihaknya juga belum bisa memastikan candi tersebut dulunya dipakai umat agama Hindu atau Budha. Karena tidak ditemukan atribut pasti agama yang dianut.
“Dugaanya hanya wanasrama, namun tidak membawa atribut salah satu kerajaan atau atribut salah satu agama, bentuknya benar-benar polos. Jadi kita tidak menemukan apapun kecuali peralatan atau keramik,” katanya.