Tim Ekskavasi Temukan Struktur Patirtan Memanjang di Situs Tanjung Kediri

Situs Tanjung Kediri
Caption: Kegiatan ekskavasi Situs Tanjung di Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (24/10/2023). Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur mengungkap hasil ekskavasi Situs Tanjung yang berada di kawasan Bandara Daha, Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Kabuoaten Kediri.

Hasilnya, Tim Ekskavasi Penyelamatan Situs Tanjung menemukan struktur bata memanjang ke arah utara yang diduga sebuah patirtan.

Bacaan Lainnya

Adapun ekskavasi Situs Tanjung yang berlangsung sejak Kamis (19/10/2023) itu akan berakhir pada Rabu (25/10/2023) besok.

“Dari hasil ekskavasi ini adalah struktur patirtan yang mengarah ke utara dari struktur denah ini seperti huruf U, mengarah ke utara dengan dinding-dinding. Kemudian di sisi dalam ada bilik saluran air ke arah utara,” ujar Ketua Tim Ekskavasi dari BPK Wilayah XI Jatim, Muhammad Ikhwan, Selasa (24/10/2023).

Ikhwan menjelaskan, ekskavasi Situs Tanjung dilakukan di area seluas 12 kali 12 meter, berlokasi tepat di barat Bandara Daha. Situs Tanjung yang merupakan sebuah patirtan itu teritmbun tanah sekitar dua meter.

Meski begitu, Ikhwan mengaku belum dapat memastikan sejak kapan patirtan itu mulai berdiri.

Namun melihat ukuran bata di struktur ekskavasi, ia menduga patirtan itu dibangun antara masa Kerajaan Kadiri – Majapahit, yang biasanya difungsikan sebagai tempat peribadatan.

“Untuk batu bata panjang sekitar 22 sentimeter, dengan lebar sekitar tujuh sentimeter. Ini masih umum untuk masa Kediri-Majapahit masih ada. Tapi kami belum memastikan juga,” jelasnya.

“Selanjutnya hasil kegiatan ini akan mereka merekomendasikan kepada pemerintah daerah,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri, Eko Priyatno, menyebut ekskavasi di Situs Tanjung merupakan yang pertama kali dilakukan setelah sebelumnya sempat viral pada tahun 2020 lalu.

Eko melanjutkan, dalam ekskavasi ini pihaknya menargetkan dapat menemukan data sejak kapan situs ini dibangun, sekaligus untuk menyelamatkan situs tersebut.

Pos terkait