Metaranews.co, Kota Samarinda – Meninggalnya wisatawan asal China, Zhang Xiao Han, dalam insiden penyelaman di Pulau Kakaban, Kabupaten Berau, kembali mencuatkan isu lama berkaitan dengan lemahnya pengawasan keselamatan dalam wisata bahari di Kalimantan Timur.
Legislator DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) dari PKS, Agusriansyah Ridwan, menyebut kejadian ini sebagai “alarm keras” bagi seluruh pemangku kebijakan pariwisata.
Insiden tragis ini terjadi pada Jumat (2/5/2025) di titik selam populer Kelapa Dua. Zhang, 30 tahun, dilaporkan tenggelam saat mencoba mengambil kameranya yang jatuh ke dasar laut.
Zhang ditemukan tak bernyawa di kedalaman 87 meter keesokan harinya oleh tim penyelam gabungan.
“Kejadian ini harus jadi alarm bagi kita semua. Wisata perairan seperti Kakaban bukan hanya tempat rekreasi, tapi juga zona rawan yang perlu pengawasan dan protokol keselamatan ketat,” ujar Agusriansyah yang diwawancarai beberapa waktu lalu.
Agusriansyah menegaskan bahwa destinasi wisata bahari tidak boleh mengabaikan aspek keamanan.
Ia menyebut kebutuhan akan pemandu profesional, pengarahan keselamatan sebelum kegiatan, dan kesiapsiagaan darurat sebagai standar minimal yang harus tersedia.
Menurutnya, tragedi ini harus dijadikan momentum untuk mengevaluasi sistem pengelolaan pariwisata perairan di Kalimantan Timur secara menyeluruh.
Selanjutnya, Agusriansyah meminta pemerintah provinsi dan kabupaten segera mengalokasikan dana untuk pelatihan pemandu wisata, penyediaan perlengkapan keselamatan, serta pembangunan pos pengawasan di lokasi berisiko tinggi.
“Kita terlalu sibuk dengan branding destinasi, lupa bahwa nyawa pengunjung adalah harga mati. Tidak boleh ada kompromi dalam urusan keselamatan,” tegas legislator dari daerah pemilihan Kutim, Bontang, dan Berau itu.
Agusriansyah juga mengusulkan audit total terhadap standar keselamatan di kawasan wisata air, dan penyusunan peta jalan mitigasi risiko sebagai bagian dari syarat kelayakan operasional destinasi.
Ia berharap kejadian ini bisa menjadi titik balik dalam pengelolaan pariwisata daerah yang lebih bertanggung jawab.
Menurut Agusriansyah, menjaga nama baik Kalimantan Timur bukan hanya soal mempromosikan keindahan alam, tetapi juga menunjukkan komitmen tinggi terhadap keselamatan pengunjung.
“Jangan sampai Kaltim dikenal hanya karena alamnya yang indah, tetapi juga karena abainya kita terhadap nyawa pengunjung. Ini harus jadi titik balik,” pungkasnya. (ADV)