Metaranews.co, Hiburan – Karir Jeka Saragih sedang ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia karena pernah bertarung di arena Pencak Dor, sebelum menjadi petarung MMA Indonesia pertama yang sukses mendapatkan kontrak dari UFC.
Jauh sebelum seperti sekarang, perjuangan karir Jeka Saragih untuk menembus panggung MMA internasional banyak mengeluarkan cucuran keringat.
Arena Pencak Dor jadi Saksi Ganasnya Jeka Saragih
Mulai dari mengikuti PON (Pekan Olahraga Nasional) hingga mengasah kemampuan bertarungnya di arena Pencak Dor. Khusus Pencak Dor ini, ternyata Jeka juga pernah ‘bermain’ di arena silat tarung kearifan lokal ini.
Pencak Dor adalah olahraga gulat tradisional yang sering dilakukan oleh Gerakan Aksi Silat Muslim Indonesia (GASMI). GASMI adalah organisasi silat tradisional yang dirintis oleh Pesantren Lirboyo, Kediri.
Pencak Dor sering mengadakan pertandingan untuk petarung atau pegulat lokal. Berbeda dengan MMA yang biasanya terlihat di televisi, arena pertandingan Pencak Dor lebih sederhana.
Para pegulat bermain di atas papan kayu dan dikelilingi empat sudut tiang bambu. Video Jeka saat bertarung di arena Pencak Dor kini kembali ramai di tonton jutaan pasang mata.
Coba saja klik di YouTube dan ketik nama Jelas Saragih di pencarian. Maka video lama tahun 2019 Jek yang bertarung di arena Pencak Dor akan muncul.
Video yang sudah dilihat 1,9 juta orang itu, di upload di YouTube Pencak Dor Official. Kala itu, diketahui, petarung asal Sumatera Utara itu melawan Marfin di arena Pencak Dor yang digelar di Desa Punjul, Plosoklaten, Kediri.
Video berdurasi 5 menit lebih itu menunjukkan aksi Jeka di pertarungan Pencak Dor. Pegulat berusia 28 tahun itu memang meniti karirnya dari bawah.
Pemuda Simalungun ini memang sudah terkenal sebagai petarung di pentas Pencak Dor. Pencak Dor tarung adalah perkumpulan kanuragan yang populer di bekas Karesidenan Kediri.
Nama Jeka Saragih akan muncul dalam video laga bebas melawan petarung asal Blitar, Tulungagung, Kediri dan sekitarnya. Video Jeka Saragih telah ditonton jutaan orang.
Profil Lengkap Jeka Saragih
Jeka lahir di Dusun Bah Pasussang, Simalungun, Sumatra Utara, pada 3 Juli 1995. Sejak SMP Jeka sudah dekat dengan olahraga bela diri.
Jeka Asparido Saragih atau yang akrab disapa Jeka Saragih ini awalnya adalah seorang atlet wushu. Ia menjuarai Kejurnas Wushu Yogyakarta pada tahun 2013 dan mewakili Indonesia dalam kejuaraan Wushu di Filipina.
Dirinya kemudian hijrah ke Batam pada 2015 dan menjadi pekerja galangan kapal di PT SMOE. Meski jadwal kerjanya padat, Jeka terus mengasah kemampuan bela dirinya. Hingga akhirnya magang di sasana Batam Fighter Club (BFC) milik Yakop Sutjipto.
Semasa Kecil jadi Korban Bully
Awalnya, ia dipaksa belajar bertarung untuk melindungi dirinya sendiri. Jeka mengaku sering di-bully saat SMP. Petarung berusia 28 tahun itu dikirim ke kota besar selama sekolah menengah dan mengatakan dia sering diintimidasi oleh siswa lain dari kota itu.
Hal itu ia pelajari untuk melindungi diri dan adik-adiknya. Jeka sempat terjun sebagai atlet wushu dalam sebuah kejuaraan di Filipina, namun ia gagal menjadi juara pada waktu itu.
Pil pahit harus diterima Jeka ketika dirinya tak mendapat restu dari orang tua untuk tampil di PON 2015.
Memulai Karir di Klub Fighter
Karir Jeka Saragih bermula di Batam Fighter Club (BFC). Dari klub itu pula jalannya ke One Pride TVOne mulai terbuka. Setelah melalui serangkaian seleksi, Jeka lolos untuk tampil di kelas A 70 kilogram. Debutnya di One Pride tak berjalan mulus setelah ia kalah dari Kevin Sulistio.
Namun hal itu tak menyurutkan semangatnya. Ia kemudian bangkit dan meraih gelar juara kelas ringan setelah mengalahkan Ngabdi Mulyadi.
Tawaran Main di Road to UFC, Sempat Kalah hingga Dapat Kontrak Resmi
Jeka lantas mendapat tawaran untuk tampil di ajang bergengsi, Road to UFC. Dari lima wakil Indonesia di ajang tersebut, hanya Jeka yang lolos sampai semifinal.
Pada babak perempat final, Jeka mengandaskan Pawan Maan Singh, sebelum akhirnya memukul KO Ki Won Bin di semifinal.
Di partai final, Jeka menghadapi Anshul Jubli untuk memperebutkan gelar juara, sekaligus kontrak eksklusif dari UFC. Sayangnya, Jeka harus mengakui keunggulan Jubli pada ronde kedua. Petarung Indonesia itu dinyatakan kalah TKO dari atlet India tersebut.
Namun Jeka tak perlu berkecil hati. Meski kalah, ia tetap mendapat kontrak dari UFC. Jeka pun mencatat sejarah sebagai petarung Indonesia pertama yang dikontrak UFC!