Peran Tasawuf, Jawaban dari Massifnya Perkembangan Zaman

perkembangan zaman
Ilustrasi sufi. ( Unplash)

Metaranews.co, Hiburan – Hidup di era modern dalam massifnya perkembangan zaman, kita tidak akan bisa lepas dari eksistensi dan validasi. Salah satu wadahnya yaitu media sosial.

Perkembangan zaman yang begitu massif, membuat sesama manusia seolah berlari mengejar ketertinggalan. Jika tertinggal, update informasi sekecil apapun akan lenyap dalam kedipan mata.

Bacaan Lainnya

Untuk itu, mengejar ketertinggalan ini, biasanya dilakukan dengan mempercanggih diri, mengumpulkan barang-barang yang dapat menunjang kebutuhan pribadi. Contohnya smartphone.

Hanya dengan membeli satu smartphone, kita dapat menjelajahi dunia Maya sepuasnya. Kapanpun, dimanapun tanpa ada batas ruang dan waktu. Hal ini jika diresapi, manfaatnya sangat baik untuk kebutuhan ilmu pengetahuan, karena sangat mudah dijangkau.

Namun, jika keliru memanfaatkan, yang terjadi adalah kemunduran cara berpikir. Smartphone nya canggih, namun, penggunanya stagnan dan tidak berkembang.

Seperti contoh kasus yang ahir-akhir ini terjadi. Dimana kasus pejabat dan keluarganya yang memamerkan kekayaannya di media sosial banyak menjadi pergunjingan masyarakat dan menuai pro kontra.

Seolah menjadi masalah berat dan terus bermunculan, sebenarnya apakah ada solusi minimal untuk meminimalisir hal seperti pamer kekayaan ini terjadi ?

Jika menelaah kembali ilmu pengetahuan, dalam Agama Islam, sebenarnya sudah menjawab persoalan yang terjadi belakangan ini. Jawaban itu yakni Tasawuf.

Peran Tasawuf dalam Kehidupan Modern

Tasawuf sebenarnya bisa dijadikan solusi untuk menghindari perilaku seperti ini.

Melansir berbagai sumber, Tasawuf, merupakan ajaran tentang bagaimana mensucikan jiwa, menjernihkan akhlak, dan membangun jasmani dan rohani untuk dapat memperoleh kebahagiaan yang abadi.

Di era modern ini ditandai dengan beberapa perubahan. Perubahan ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kehidupan masyarakat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan dunia menjadi semakin kecil, semakin mengglobal dan terjadi banyak perubahan dimana-mana, termasuk perubahan manusia yang menjauh dari nilai-nilai norma agama.

Sikap manusia ini mengalami perubahan yang sangat pesat, dimana dari sikap hidup yang religius berubah menjadi kepribadian yang cenderung lebih materialistis, egois dan kurang mementingkan orang lain.

Dengan kehidupan seperti ini yang jauh dari nilai-nilai agama, terjadi degradasi moral, contoh seperti aborsi, perkosaan, pembunuhan, penggunaan narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain.

Hal ini disebabkan oleh kecemasan masyarakat modern, seperti ketakutan akan kehilangan apa yang sudah dimiliki.  Di sinilah tasawuf sosial berpotensi untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat.

Dalam Tasawuf sendiri menerapkan konsep zuhud, dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, konsep ini menekankan pengendalian diri dan membatasi sifat-sifat berlebihan yang tidak perlu.

Juga dapat diterapkan dalam berbagai aspek, seperti hubungan antar individu, lingkungan sosial, dan hubungan dengan Allah SWT. Hal ini diwujudkan dengan perilaku yang baik (akhlakul karimah), seperti jujur, sabar, ikhlas, dan rendah hati.

Dampaknya akan tercipta hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungan sosial di sekitar kita. Contoh lain penerapan tasawuf dalam kehidupan sehari-hari adalah mencari ilmu, baik yang berkaitan dengan agama maupun ilmu umum.

Dengan memiliki ilmu, kita akan dapat memahami dunia dengan lebih baik dan mampu menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan ajaran tasawuf bisa bermacam-macam, bahkan mungkin sulit untuk dilakukan. Semuanya kembali tergantung pada individu dan lingkungan di sekitarnya.

Tasawuf dan Aspek Nilai-nilai Kemanusiaan

Tasawuf tidak hanya menitikberatkan pada aspek spiritual, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, seperti kasih sayang, keadilan dan perdamaian. Oleh karena itu, tasawuf memiliki pengaruh pada aspek sosial dan politik.

Dalam sejarah Islam, banyak tokoh tasawuf yang juga terlibat dalam kegiatan sosial politik. Mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat, tetapi juga memperjuangkan keadilan dan kebaikan sosial.

Seperti contoh Imam Al-Ghazali, yang selain dikenal sebagai ulama tasawuf, juga terlibat dalam reformasi pendidikan dan mengadvokasi keadilan sosial pada masanya.

Kemudian, ada juga organisasi tasawuf seperti Tarekat Naqsyabandiyah dan Tarekat Qadiriyah yang aktif membantu kaum dhuafa dalam memperjuangkan haknya. Mereka menawarkan bantuan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, pelatihan keterampilan, dan perawatan kesehatan.

Tasawuf dan Politik

Dalam konteks politik, tasawuf juga berpotensi untuk mempererat hubungan antar umat beragama dan menjaga keamanan dan persatuan dalam masyarakat.

Hal ini tercermin dalam konsep ukhuah Islamiyah yang menekankan pentingnya solidaritas antar sesama muslim tanpa memandang perbedaan latar belakang atau golongan.

Tasawuf memiliki beberapa konsep dan praktik yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan sosial dan politik. Tasawuf memandang bahwa semua makhluk hidup di dunia ini saling terkait dan bersatu dalam keberadaannya di muka bumi.

Ada pula konsep trustworthiness yang dapat membantu mengatasi ketakutan dan kecemasan yang sering muncul dalam situasi sosial politik yang tidak pasti atau ketika terjadi konflik.

Menurut Imam al-Qusyairi, amanah adalah menyerahkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat bagi hati dan melepaskan segala sesuatu yang bermanfaat bagi hati kepada Allah SWT.  Tawakal juga merupakan buah kesabaran, faqr, asketisme, warak, dan tobat.

Dengan kepercayaan seseorang akan merasa tenang dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan jalan keluar yang terbaik. Kemudian, ada konsep muraqabah yang dipraktikkan dengan melakukan refleksi diri untuk memperbaiki hubungan antara diri sendiri dengan Tuhan.

Amalan ini dapat membantu seseorang untuk lebih menyadari tindakan dan perilakunya, serta memperbaiki kesalahan atau kekurangannya sendiri. Dalam hal ini, muraqabah dapat menjadi solusi atas permasalahan sosial dan politik yang disebabkan oleh perilaku buruk.

Setelah perenungan dan perenungan yang mendalam, kebijaksanaan akan muncul.  Dalam tasawuf, konsep hikmah dapat membantu manusia mengatasi konflik dan permasalahan yang dihadapinya dengan cara yang lebih arif dan bijaksana.

Maka, tasawuf melalui konsep-konsep tersebut mengajarkan nilai-nilai yang meliputi spiritualitas, moralitas, dan amalan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Adi Candra Wiranata dalam Sufisme Sosial (2020) mengatakan bahwa tasawuf dan kehidupan manusia di dunia tidak dapat dipisahkan begitu saja.  Sebaliknya, pemisahan kedua hal tersebut justru dapat menimbulkan erosi moral.

Oleh karena itu, tasawuf dapat menjadi solusi atas permasalahan sosial dan politik yang muncul akibat perbedaan pandangan, ketidakadilan, dan konflik dengan cara membawa nilai-nilainya ke dalam tindakan dan perilaku manusia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *