Metaranews.co, Jawa Timur – Jawa Timur dilanda banjir, beberapa kabupaten/kota terendam air dikarenakan hujan deras yang terus mengguyur.
Tercatat ada beberapa daerah yang mengalami banjir parah hingga merendam ratusan rumah warga.
Berikut Kabupaten Kota di Jawa Timur dilanda banjir
Mojokerto
Melansir Beritajatim, banjir yang terjadi di dua desa di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto ini disebabkan jebolnya tanggul Sungai Tambak Agung. Tercatat sebanyak 200 rumah dan 55 hektar tanaman padi terendam selama dua bulan.
Di Desa Jotangan terdapat 25 hektar tanaman padi dan di Desa Kedunggempol sebanyak 30 hektar terendam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Mojokerto masih berupaya mengoptimalkan penanganan darurat banjir.
Hingga Jumat (10/2/2023) malam, banjir yang merendam dua desa di Kecamatan Mojosari belum juga surut. Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) mendirikan dapur umum di Balai Desa Jotangan. Sebanyak 1.100 nasi bungkus disiapkan untuk warga terdampak di dua desa tersebut.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Mojokerto Yo’i Afrida Soesetyo Djati menjelaskan penyebab banjir di Desa Jotangan dan Kedung Gempol akibat jebolnya tanggul Sungai Tambakagung. Dua titik tanggul yang jebol itu berada tepat di sebelah Dusun Gembongan, Desa Jotangan.
“Banjir semakin parah karena Desa Jotangan dilintasi dua sungai sekaligus, yakni sungai dari hulu (Pacet) dan sungai Sadar. Kondisi banjir ini juga dipengaruhi jebolnya tanggul di dua titik sekitar 5-10 meter di Sungai Tambakagung. Kalau di sana hujan deras, otomatis alirannya menumpuk di Desa Jotangan,” jelasnya.
Akibatnya, ratusan rumah dan sawah terdampak banjir di Dusun Gembongan, Desa Jotangan dan Desa Kedunggempol. Pihaknya sedang berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) untuk menyedot banjir di permukiman warga ke Kali Sadar.
“Rumah pompa dari BBWS di Desa Jotangan juga sudah diaktifkan. Banjir di Desa Jotangan seperti memerangkap air, menjulur keluar, makanya kita juga melakukan penyedotan untuk mengurangi banjir. Banjir di Mojokerto cukup banyak tapi mereka surut dengan cepat,” katanya
Pasuruan
Sementara itu, melansir detik, sebanyak 17 Desa di tiga kecamatan di Kabupaten Pasuruan terendam banjir. Banjir ini melanda 4 ribu rumah warga akibat luapan Sungai Rejoso.
“Di DAS Rejoso (DAS) ada sejumlah desa yang terendam banjir. Di Kecamatan Grati ada tujuh desa, di Kabupaten Winongan ada empat desa, di Kabupaten Rejoso ada enam desa,” kata Kepala BPBD Pasuruan Ridwan Harris, di lokasi banjir di Kecamatan Grati, Sabtu (11/2/2023).
Dari belasan desa itu, lanjut Harris, sebanyak 4.000 rumah warga terkena dampak langsung banjir. Menurut Harris, banjir terparah terjadi di Desa Kedawungkulon dan Desa Kedawungwetan, Kecamatan Grati, dengan ketinggian air mencapai di atas 70 cm.
“Khususnya di Dusun Kebrukan Desa Kedawungkulon yang lebih parah karena letaknya yang rendah,” jelas Harris.
Tol Ngopak-Winongan yang menghubungkan antar kecamatan di Desa Kedawungkulon dengan Desa Kedawungwetan, Kecamatan Grati, terendam air sedalam 60 cm. Akibatnya, jalur kabupaten lumpuh.
“Sebenarnya masih bisa dilalui, tapi dampaknya gelombang dari kendaraan yang melintas akan menerjang rumah warga,” jelas Harris.
Selain itu, ada tanggul di DAS Rejoso Desa Kedawungkulon yang jebol hingga 25 meter. Pemerintah Kabupaten Pasuruan, kata Harris, telah menetapkan status darurat dan segera menyalurkan bantuan serta menyiapkan dapur umum.
Probolinggo
Kemudian, banjir juga menggenangi jalan dan rumah warga di Kota Probolinggo. Hal itu setelah diguyur hujan deras selama 7 jam pada Jumat (10/2/2023).
Sedangkan ketinggian banjir bervariasi, mulai dari setinggi lutut hingga dewasa dan maksimal 1 meter. Ketinggian air seperti ini terpantau di Jalan Soekarno Hatta, Jalan Supriadi, Jalan Sunan Kalijaga, dan Jalan Cangkring.
Akibat terendamnya air banjir, warga setempat akhirnya menutup jalan tersebut untuk sementara. Hal ini agar tidak ada kendaraan yang melintas dan menyebabkan air masuk ke rumah warga.
Banjir terparah terjadi di pemukiman penduduk di Kampung Dok, Kelurahan dan Kecamatan Mayangan Air banjir di sana setinggi 1 meter dan telah masuk ke rumah-rumah penduduk.
Banjir ini tidak hanya disebabkan oleh hujan lebat dalam waktu yang lama. Namun juga bersamaan dengan pasang surut air laut (rob) sehingga air banjir semakin lama semakin surut.
Kepala BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo membenarkan banjir tersebut akibat tingginya intensitas hujan dan pasang laut. Saat ini, petugas BPBD dan relawan keliling terbagi tugas, memantau permukiman warga yang terendam banjir yang membutuhkan bantuan.
“Hujan terlalu lama, ditambah air laut yang tinggi membuat hampir jalanan dan pemukiman warga tergenang air. Petugas BPBD dan Tagana bertugas membantu warga yang terdampak banjir,” kata Sugito.
Sugito memperkirakan banjir tidak akan surut malam ini. Namun pada hari Sabtu sekitar pukul 02.00 WIB. Karena saat itu air laut sedang surut sekitar pukul 00.00 WIB.
Ponorogo
Hujan deras sejak tadi malam juga membanjiri warga yang tinggal di Dusun Prayungan, Desa Paju, Kabupaten Ponorogo. Tidak hanya rumah warga, sekolah, sawah dan jalan sebagian terendam banjir.
Salah seorang warga Prayungan, Imam Bukhori mengatakan, banjir terjadi sejak pukul 02.00 WIB, Sabtu (11/2/2023). Menurutnya, banjir disebabkan luapan sungai dari arah Jambon, Kalimalang dan Tempuran.
“Yang rumahnya lebih rendah dari jalan rawan banjir. Jalan dan sawah terendam. Setinggi lutut orang dewasa,” jelas Imam kepada detikJatim.
Salah satu petani Prayungan, Muhammad Imam Iswaji (52) mengaku khawatir sawahnya gagal panen. Sebab, saat ini sedang musim generatif padi.
“Kalau terendam beberapa hari, kemungkinan besar gagal panen,” kata Iswaji.
Namun ia hanya bisa berharap air banjir segera surut. Sehingga gagal panen tidak sepenuhnya terjadi. Setidaknya 50 persen bisa dipanen.
“Saya punya 3,5 petak atau setengah hektar. Kalau cepat surut bisa panen sekitar 50 persen. Kalau tidak cepat surut, gagal panen,” tambah Iswaji.
Sementara itu, salah satu guru di MIN 6 Ponorogo Paju, Sri Puji Hidayati menambahkan, saat ini siswanya terpaksa diliburkan. Pasalnya, sebagian besar ruangan tergenang air sehingga berbahaya jika digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Licin kalau terendam banjir, ada lumpurnya, jadi anak-anak libur. Mereka diberi tugas,” kata Puji.
Menurutnya, banjir yang terjadi sejak tadi malam menyebabkan 2 ruang kelas 1, 3 ruang kelas 2, 2 ruang kelas 4 terendam. Untung kelas yang lain ada di lantai 2 jadi aman dari banjir.
“Kami masih mengajukan ke Kementerian Agama untuk pembangunan gedung agar lebih aman. Kami juga berharap pemerintah mencarikan jalan keluar. Sebab, setiap tahun jika hujan deras di sini selalu banjir. Ini akan mengganggu anak-anak. kegiatan sekolah,” tutupnya.
Prediksi BMKG
Sebelumnya, seminggu sebelum banjir melanda beberapa kota/kabupaten di Jawa Timur, BMKG Kelas I Juanda mengungkapkan potensi cuaca ekstrem di Jatim hingga 10 Februari 2023. Ada dua faktor penyebab potensi cuaca ekstrem di Jatim dalam beberapa hari ke depan.
“Selain Jawa Timur yang saat ini masih memasuki puncak musim hujan, saat ini terdapat pola tekanan rendah di Australia Barat yang menyebabkan terjadinya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur sehingga meningkatkan pertumbuhan awan konvektif,” kata Kepala BMKG Juanda Taufiq Hermawan, Sabtu (4/2/2023).
“Faktor lain masih aktif, lemahnya La Nina dan aktifnya kembali gelombang Rossby di wilayah Jawa Timur yang meningkatkan curah hujan,” lanjutnya.
Untuk diketahui, BMKG juga telah memperkirakan cuaca di Jawa Timur diperkirakan hujan sedang sampai lebat disertai petir selama 3 hari kedepan.
Hal tersebut diprediksi oleh BMKG Juanda. Masyarakat diminta untuk tetap waspada ketika hujan turun terutama saat tiba akhir pekan.