Apa Itu Playing Victim dan Victim Blaming? Kondisi Seolah-olah Jadi Korban

Playing Victim
Ilustrasi playing victim. (Pexels)

Metaranews.co, Kesehatan – Pernah mendengar istilah Playing Victim dan Victim Blaming? Jika baru mendengar,  berikut ulasannya.

Playing victim dan victim blaming bisa disebut sebagai menggambarkan suatu kondisi yang tidak jauh berbeda, yaitu sama-sama saling menyalahkan. Namun, ada perbedaan yang signifikan antara keduanya.

Bacaan Lainnya

Perbedaan Playing Victim dan Victim Blaming

Playing Victim
Ilustrasi playing victim. (Pexels)

Melansir Aladokter.com, bermain sebagai korban tidak jauh berbeda dengan mentalitas korban, yaitu perilaku seseorang yang merasa menjadi korban tetapi juga dengan sengaja mengalihkan kesalahannya kepada orang lain.

Tujuannya untuk membela diri agar tidak disalahkan dan tidak dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan yang dilakukan.

Bermain sebagai korban dapat dikatakan sebagai perilaku manipulatif untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain agar mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Perilaku tersebut dapat tertanam dalam diri seseorang akibat trauma, dikhianati, tidak memiliki mekanisme koping, atau ketergantungan pada minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang.

Berikut adalah contoh kalimat yang mengarah pada perilaku korban bermain:

“Kamu terlalu sempurna untukku, itu sebabnya aku merasa tidak bisa mengikuti hidupmu dan mencari wanita lain.”

“Oh, ini salahku karena mengganggumu.  Aku lupa, aku hanya ada saat kau membutuhkan sesuatu dariku.”

“Siapa yang menyuruhmu memintaku melakukannya?  Padahal dia lebih mumpuni dan bisa meminimalisir kesalahan.

“Ya, saya salah, tetapi Anda tahu bahwa saya tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya dibandingkan dengan dia?”

Dampak

Bermain sebagai korban tidak hanya berdampak buruk bagi orang lain, tetapi juga diri Anda sendiri.

Orang yang berperan sebagai korban bisa menjadi marah, frustrasi, putus asa, dan tidak bisa merasakan kebahagiaan karena terus bersikap manipulatif.

Jika hal ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin pelaku akan kehilangan orang-orang di sekitarnya dan menimbulkan perasaan terasing, terintimidasi, dan depresi.

Sementara itu, victim blaming dapat membuat korban merasa malu, marah, frustasi, atau kesepian, serta dapat melampiaskan emosinya pada kebiasaan buruk, seperti menggunakan narkoba atau minum alkohol.

Jika perundungan berlanjut, korban berisiko mengalami depresi bahkan berpikir untuk bunuh diri.

Sudah tau kan bedanya Playing Victim dan Victim Blaming? Informasi diatas bisa dijadikan patokan untuk membedakan dua istilah yang mungkin baru masuk ke telinga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *