Mengenal Genofobia, Gejala Ketakutan dan Rasa Cemas Berlebihan Aktivitas Seksual

Genofobia
Orang yang sedang mengalami rasa cemas berlebihan. (Pexels)

Metaranews.co, Kesehatan – Mari mengenal Genofobia, sebuah ketakutan dan rasa cemas berlebih terdapat aktivitas seksual.

Beberapa orang  dengan fobia ini bisa mengalami gejala meski hanya dengan membayangkannya.

Bacaan Lainnya

Berhubungan seks seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi pasangan suami istri.

Namun, bagi sebagian orang, terutama yang baru menikah, aktivitas ini bisa memicu kecemasan atau bahkan ketakutan yang berlebihan.  Kondisi ini disebut juga genofobia.

Selain takut berhubungan seks, beberapa orang yang mengalami genofobia juga umumnya tidak mau terlibat dalam hubungan asmara sehingga tidak harus melakukan hubungan intim.

Tanda-tanda Genofobia

Genofobia
Orang yang sedang mengalami rasa cemas berlebihan. (Pexels)

Melansir Aladokter.com, Genofobia dikategorikan sebagai fobia spesifik yang dapat menimbulkan berbagai gejala gangguan kecemasan.

Gejala yang muncul umumnya hampir sama dengan gejala fobia pada umumnya, yaitu:

  • Ketakutan ekstrim pada pemikiran atau akan melakukan hubungan seksual.
  • Tidak dapat mengontrol ketakutan dan kecemasan yang muncul.
  • Mual atau muntah.
  • Pusing atau sakit kepala.
  • Sulit bernapas.
  • Jantung berdebar.
  • Keringat dingin.
  • Tubuh gemetar.
  • Gejala tetap ada saat pemicunya masih ada.

Genofobik dapat bereaksi dengan berbagai cara terhadap pikiran atau keinginan untuk melakukan hubungan seksual.

Misalnya dengan membentak atau membentak pasangannya dan bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali saat ingin berhubungan seks.

Apa Penyebabnya?

Berikut berbagai hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami genofobia :

1. Trauma

Genofobia dapat disebabkan oleh peristiwa yang sangat traumatis, seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan.  Meski tidak semua orang bereaksi dengan cara yang sama, kebanyakan korban umumnya mengalami reaksi psikologis, salah satunya adalah genophobia.

2. Kurangnya kemampuan seksual

Banyak orang, terutama yang kurang berpengalaman secara seksual, takut tidak dapat memuaskan pasangannya. Kondisi ini sebenarnya tidak terlalu mengkhawatirkan dan bisa hilang seiring bertambahnya pengalaman seksual.

Namun, dalam beberapa kasus, orang yang belum pernah melakukan hubungan seksual dan memiliki riwayat gangguan kecemasan umum dapat mengalami genofobia.

3. Takut penyakit

Hubungan seksual, terutama jika Anda sering berganti pasangan atau tidak menggunakan kondom, dapat meningkatkan risiko tertular penyakit menular seksual (PMS) seperti lionfish dan gonore.

Meskipun PMS dapat dicegah dengan hanya memiliki satu pasangan seksual dan menggunakan kondom saat berhubungan seks, namun sebagian orang masih merasa takut tertular penyakit tersebut sehingga tidak mau berhubungan seks dengan pasangannya.

4. Gangguan dismorfik tubuh

Body dysmorphic disorder atau dalam istilah asing disebut body dysmorphic disorder adalah perasaan malu dan cemas karena menganggap bentuk tubuhnya jelek.

Orang dengan kelainan ini mungkin menghindari aktivitas seksual, terutama bila perlu untuk mengungkapkan bagian tubuh mereka yang sengaja mereka tutupi, karena rasa percaya diri dan rasa malu yang kuat.

5. Vaginisme

Vaginismus adalah kondisi ketika otot-otot vagina menegang saat penetrasi.  Kondisi ini dapat menyebabkan hubungan seksual menjadi menyakitkan, dan penis tidak dapat dimasukkan atau dikeluarkan.

Rasa sakit yang parah dan terus-menerus ini juga bisa membuat seorang wanita menderita genofobia.

6. Disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi selama hubungan seksual.  Meski bisa diobati, kondisi ini menyebabkan rasa malu, stres, dan tertekan pada pria.  Disfungsi ereksi juga dapat menyebabkan penderitanya menjadi terlalu takut untuk berhubungan seks.

Perawatan untuk genofobia didasarkan pada penyebabnya. Psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif saja sebenarnya cukup mendukung proses pemulihan, terutama untuk mengalihkan pikiran negatif dan meredakan gejala fobia yang muncul.

Namun, jika terapi di atas tidak cukup untuk meredakan keluhan genofobia atau gejala sangat menghambat aktivitas penderita, penggunaan obat antidepresan akan dianjurkan oleh psikiater.

Ternyata ada juga gejala rasa takut dan kecemasan saat berhubungan seks. Dengan informasi ini, semoga dapat menambah pengetahuan seputar hubungan seksual.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *