Stress Bisa Memperburuk Alergi? Begini Hasil Risetnya

Stress
Ilustrasi orang yang sedang mengalami stress. (Pexels)

Metaranews.co, KesehatanStress sering dihadapi kebanyakan orang. Jika sudah melanda, bisa saja membuat produktifitas diri berkurang.

Namun, yang harus diketahui, stress ternyata bisa menyebabkan kambuhnya alergi. Mengapa bisa? Begini penjelasannya.

Bacaan Lainnya

Stress Memperburuk Alergi

 

Stress
Ilustrasi orang yang sedang mengalami stress. (Pexels)

Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan bereaksi berlebihan terhadap zat yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang, seperti debu, bulu hewan peliharaan, dan makanan.

Semua zat yang memicu alergi disebut alergen. Sedangkan stres adalah respon tubuh terhadap situasi stres secara fisik, psikologis, dan emosional.

Ketika Anda mengalami stres, sistem kardiovaskular, pencernaan, kekebalan tubuh, saraf, dan sistem lainnya menyesuaikan diri untuk menghadapinya.

Stres sebenarnya berguna sebagai mekanisme perlindungan diri.

Saat menghadapi bahaya, otak akan mengirimkan perintah ke kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon stres.  Ini meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan aliran darah ke otak dan otot

Reaksi stres bermanfaat dalam jangka pendek karena Anda akan menjadi lebih sadar akan lingkungan Anda dan dapat bertindak cepat untuk melindungi diri sendiri.

Namun, stres berulang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kecemasan, mulas, dan kambuhnya alergi.  Nah, alergi yang sering kambuh juga bisa menyebabkan stres.

Selain menimbulkan gejala yang sangat mengganggu, alergi dan stres jangka panjang dapat mengganggu konsentrasi, mengganggu pola tidur, dan membuat Anda lebih mudah sakit.

Penelitian

Sebuah studi baru-baru ini di Jepang dalam International Journal of Molecular Sciences menunjukkan bahwa keberadaan hormon stres dapat memperburuk rinitis alergi.

Rhinitis alergi adalah peradangan pada hidung akibat paparan alergen.

Studi tersebut mempelajari hubungan antara reaksi alergi dan corticotropin-releasing stress hormone (CRH).

Saat Anda stres, tubuh melepaskan CRH.  Hormon ini membantu melepaskan kortisol, hormon stres yang memicu mode fight-or-flight tubuh Anda.

Para peneliti menemukan bahwa saat CRH bekerja, jumlah sel mast juga meningkat.

Sel mast adalah sel kekebalan yang bertindak sebagai garis pertahanan pertama ketika zat asing masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau lapisan mukosa (mata, mulut, dll.).

Saat alergen bertemu dengan antibodi dan menempel pada sel mast, maka sel mast akan mengeluarkan bahan kimia untuk melawannya.

Namun, bahan kimia tersebut juga menimbulkan gejala alergi seperti gatal, produksi lendir berlebih, dan pembengkakan. Inilah alasan mengapa stres dapat menyebabkan alergi kambuh dan menjadi lebih buruk.

Orang yang menghadapi stres jangka panjang juga lebih mungkin mengalami serangan alergi.

Selain itu, stres dapat membuat penderita alergi lebih rentan terhadap anafilaksis.  Anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan perawatan medis darurat.

Tips mengatasi alergi

Berikut cara yang bisa dilakukan agar stres tidak menyebabkan alergi kambuh.

1. Kelola stres

Pertama-tama, kenali dulu apa yang memicu stres Anda.  Stres bisa muncul karena pekerjaan, konflik di rumah, masalah keuangan, dan lain-lain.

Dari sini Anda bisa memisahkan masalah mana yang bisa Anda kendalikan dan mana yang tidak. Setelah itu, Anda bisa melakukan beberapa cara untuk mengendalikan stres sebagai berikut.

  • Beristirahat dari situasi stres, berita, hubungan, dan banyak lagi.
  • Jaga kesehatan dengan makan makanan yang sehat, tidur yang cukup, banyak minum air putih, dan berolahraga.
  • Beristirahatlah atau berlibur jika memungkinkan.
  • Hindari konsumsi alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang.
  • Mengobrol dengan orang-orang di sekitar Anda.
  • Konsultasikan dengan psikolog atau psikiater.

2. Perawatan

Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis alergi untuk melakukan tes alergi.

Dengan begitu, Anda bisa menghindari alergen agar alergi tidak sering kambuh, apalagi menimbulkan stres.

Dokter mungkin akan merekomendasikan obat alergi berupa antihistamin atau dekongestan dalam bentuk pil, semprotan hidung atau obat tetes mata.

Pada kasus tertentu, dokter juga dapat menyarankan metode pengobatan lain seperti suntikan alergi (imunoterapi).

Stres dan alergi berhubungan satu sama lain.  Stres bukanlah penyebab alergi, namun kondisi ini merupakan salah satu pemicunya.

Untuk mengatasi keduanya, kelola stres Anda sebaik mungkin dan jangan lupa minum obat yang dianjurkan dokter.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *