Metaranews.co, Malang – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) semakin ganas menyerang sapi. Pasalnya, ada lebih dari 8 ekor sapi di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang dinyatakan positif PMK. Wabah ini terus menyebar setelah diketahui telah mematikan ribuan sapi di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Hal ini dinyatakan Sugiono, Ketua KUD Sumbermakmur Ngantang yang mencatat 50 persen sapi di Ngantang telah positif PMK dari total populasi sapi. Pihaknya mengaku di Ngantang ada 17.872 ekor sapi dan yang telah mati sekitar 250 ekor. Sedangkan, ada 550 ekor sapi juga terpaksa dipotong paksa. Tak hanya itu, Sugiono menjelaskan PMK di Ngantang telah merata ke 13 desa di Kecamatan Ngantang.
“Datanya itu terus naik, ini seminggu lalu sudah segitu,” terangnya.
Kondisi ini, imbuh Sugiono, membuat warga semakin panik. Khususnya, bagi warga yang menggantung hidup keluarga dari beternak sapi perah. Sekalipun dijual, sapi itu akan dijual dengan harga sangat murah.
“3 ekor sapi yang mestinya seharga Rp 10-15 juta per ekor ini Cuma Rp 10 juta, 3 ekor. Kami harap pemerintah bisa segera mengatasinya,” kata Sugiono.
Banyaknya kematian sapi ini tentu berdampak pada produksi susu sapi perah. KUD Sumbermakmur biasanya setiap hari bisa menerima kiriman susu sekitar 104 ton. Kini hanya mencapai 49 ton perhari.
Kiriman susu sapi dari warga itu tak sepenuhnya bisa dibeli oleh pabrik susu. Dikarenkan ada beberapa susu yang disetor peternak dengan campuran antibiotik. Sehingga, yang tercampur antibiotik terpaksa dibuang.
”Kami sebagai KUD juga badan sosial, jadi meski ada antibiotik kami tetap beli. Total ada 5000 liter susu per harinya terpaksa harus kami buang. Harga per liter kita beli Rp 6 ribu, tinggal dikalikan saja, kerugiannya,” imbuh Sugiono.
Sugiono berharap pemerintah bisa bertindak cepat dan maksimal dalam melakukan penanganan. Sejauh ini, peran pemerintah untuk terjun ke lapangan dirasa masih belum optimal.
“Ini mulai ada 500 dosis vaksin, semoga semakin banyak lagi,” pungkasnya.