Metaranews.co, Blitar- Surutnya banjir Blitar belum ternyata muncul fenomena tanah gerak di Kecamatan Panggungrejo. Dari kejadian ini ada 152 penduduk harus diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Kejadian tepatnya berada di wilayah Desa Balerejo, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Kondisi tanah di lereng perbukitan yang punya kemiringan curam dinilai warga sebagai pemicu terjadinya gerakan tanah. Khususnya, 3 hari hujan deras di Blitar.
“Banjir itu tanahnya kemudian gerak. Ada sekitar 53 KK atau 152 orang harus diungsikan karena tidak aman,” kata Camat Panggungrejo, Agus Priandoko.
Mereka diungsikan, kata Agus, di beberapa lokasi yang lebih aman. Ia menyebut warga mengungsi di balai desa dan rumah saudaranya yang ada di sekitar Kabupaten Blitar.
Sedangkan, BPBD Kabupaten Blitar pun meninjau lokasi fenomena tanah gerak tersebut. Berdasar pantauan BPBD Kabupaten Blitar ada ruas jalan terutama di posisi tikungan, terlihat retak cukup panjang. Bahkan, ada yang di lahan pekarangan warga.
“Dari laporan perangkat desa di sana, ada yang rumahnya miring, ada yang sudah ambruk tapi lokasinya jauh masuk ke dalam. Kami meninjau lokasi di sini dan memang harus direlokasi. Sudah tidak aman untuk hunian,” terang Kalaksa BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Berttyanto.
Ivong menerangkan fenomena tanah gerak di Panggungrejo kasusnya sama dengan yang terjadi di Dusun Ilik-Ilik, Desa Kebonsari, Kecamatan Kademangan. Kemiringan lahan menimbulkan aliran air baru, yang lama kelamaan membentuk sumber air baru.
“Sama dengan yang di Kademangan. Tapi di sini luasan terdampak sangat lebar. Jadi di bawah permukaan tanah ini muncul sumber air baru. Sehingga tanah di atasnya itu mengambang,” jelasnya.
Saat ini, warga yang dievakuasi dilarang kembali ke rumahnya masing-masing. Karena gerakan tanah masih masif dan membahayakan. Mereka membutuhkan bantuan makanan siap konsumsi, karena dapur umum belum dipersiapkan.