Metaranews.co, Kediri – Rebo Wekasan atau hari Rabu akhir di Bulan Shafar akan jatuh pada Rabu (21/9/2022). Di hari tersebut umat islam yang masih menghormati budaya jawa akan mengadakan slametan untuk menghindarkan diri dari segala sial.
Beberapa ulama berpendapat bahwa pada Rebo Wekasan, Allah menurunkan sebanyak 320.000 macam bencana dan penyakit ke dunia.
Dikutip dari NU Online, penjelasan penurunan bencana dan penyakit itu tertuang dalam kitab karya seorang ulama masyhur yakni Syeikh Abdul Hamid Quds berjudul Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail al-Azminah wash-Shuhur.
Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa bencana pertama kali datang ke bumi pada hari Rabu terakhir bulan Safar.
Banyak orang yang mempercayai karya Abdul Hamid Quds, hal itu lantas membuat banyak orang juga meyakini bahwa pada hari Rabu terakhir bulan Safar harus ada amalan yang diperuntukkan menolak bala tersebut.
Beberapa amalan yang diperuntukan untuk menolak bala’ tersebut terdiri dari salat sunah 4 rekaat dan amalan yang dibaca usai solat sunnah.
Pelaksanaan shalat ini sebagai bentuk Taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah swt agar dIjaga dari segala bahaya selama setahun.
Adapun niat solat sunah 4 rekaat ini seperti berikut;
Ushallî sunnatan rak’ataini lillâhi ta’âla
Artinya, “Saya niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah ta’ala,”
– Setelah membaca al-Fatihah, baca Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas sekali setiap rakaat.
– Lakukan shalat sebagaimana biasanya dua rakaat.
– Setelah salam, membaca doa.
– Shalat sunnah mutlak dua rakaat ini dilakukan dua kali.
Setelah melakukan Salat Sunnah 4 rekaat itu dianjurkan untuk membaca doa tolak bala’ agar dihindarkan dari bala selama setahun penuh.
Selain itu ada amalan lain yakni menuliskan 7 ayat Salamun dari beberapa surah Al-quran, yakni Surat Yasin ayat 58, Surat as-Saffat ayat 79, ayat 109, ayat 120, dan ayat 130, surat az-Zumar ayat 73, dan surat al-Qadr ayat 5.
Ayat Salamun itu ditulis dalam sebuah piring bersih setelah shalat ashar, untuk dilarutkan dalam air. Tinta yang digunakan harus tinta yang mudah luntur, agar bisa larut dengan air.
Setelah menulis ayat tersebut, tuangkan air secara perlahan sambil diaduk dan membaca shalawat hingga tulisan ayat Salamun tadi larut dengan air. Setelah itu, air tersebut diminum.