Curhat Driver di Kediri, Dua Serangan Kenaikan Tarif Beruntun dan Orderan Turun

metaranews.co
Pemberian bansos kepada ojol Kediri dari polisi. (Anis Firmansah/Metaranews)

Metaranews.co, Kediri- Bentangan tangan ojek online (ojol) di Memorial Park saling sambung menyambung. Berantai saling menjulurkan tangan untuk memindahkan dua ton beras dari truk kepolisian. Dengan bungkus plastik seberat 5 kilogram (Kg), ratusan ojol ini saling bahu membahu menumpuk beras itu di tengah Memorial Park, Kota Kediri.

Plastik beras dengan label bertuliskan Polres Kediri Kota ini merupakan bantuan sosial (bansos) dari pihak kepolisian yang diberikan kepada mereka. Di bawah terik matahari, Senin (12/9/2022) siang itu juga memancarkan kebungahan hati ratusan ojol yang mendapatkan bansos tersebut. Mulai dari driver (pengemudi) Go-jek, Grab, Shopee, dan Maxim mendapatkan berbaris untuk mengambil bansos tersebut. Bantuan ini merupakan dampak dari kenaikan harga BBM sejak 3 September 2022 lalu.

Bacaan Lainnya

“Hampir 2 Ton beras disiapkan, jadi insyaallah kegiatan ini akan terus berlanjut bersama adik-adik mahasiswa, nanti akan kita distribusikan kepada komunitas-komunitas yang lainnya,” ujar Kapolres Kediri Kota, AKBP Wahyudi, Senin (12/9/2022).

metaranews.co
Pemberian bansos kepada ojol Kediri dari polisi. (Anis Firmansah/Metaranews)

Di balik bantuan beras dari kepolisian, para ojol merasa terdampak dari kenaikan harga BBM. Tak hanya itu, serangan lain juga menerpa driver ojol ini dengan adanya kenaikan tarif ojol yang diberlakukan pada Minggu (11/9/2022).

Kenaikan harga BBM jenis pertalite bersubsidi dari Rp 7.650,- menjadi Rp 10 ribu ini telah membuat beban para driver. Kini, mereka juga harus mendapatkan kejutan baru dari provider tentang kebijakan tarif dasar ojol.

Setelah menerima bansos dari polisi itu, Suryanto yang berteduh di balik tembok batu Memorial Park ini menceritakan bagaimana dua jenis kenaikan tersebut dirasakan ojol. Meskipun, baru sehari pemberlakukan tarif baru ojol, namun pria 51 tahun ini telah mulai merasakan dampaknya secara langsung.

Yakni, berkurangnya orderan dalam seminggu terakhir. Biasanya, driver asal Kelurahan Banjaran, Kota Kediri ini bisa mendapatkan 11 orderan dalam sehari. Namun, semenjak kenaikan harga BBM, Suryanto maksimal hanya mendapatkan 7 orderan. Padahal, untuk mendapatkan 11 orderan, para pengemudi ojol ini rata-rata bekerja dengan tempo 12 jam sehari. Mulai pukul 09.00 WIB dan minimal pukul 21.00 WIB. Penurunannya drastis. Bila dipersentase, penghasilan ojol dalam seminggu terakhir telah menurun sebanyak 40 persen dari sebelumnya.

metaranews.co
Pemberian bansos kepada ojol Kediri dari polisi. (Anis Firmansah/Metaranews)

“Orderan kelihatannya otomatis berkurang, dari sebelumnya 10 sampai 11 kali. Mulai hari ini 5 sampai 7 kali,” kata Suryanto.

Sebagai pembina komunitas Perkumpulan Pengemudi Online Kediri (PPOK), Suryanto memahami betul apa yang juga dirasakan kawan-kawannya. Ia memperkirakan gelombang penurunan orderan sangat memungkinkan terjadi sebagai akibat dari naiknya tarif ojol ini. Kenaikan tarif ini dilihat dari jarak tempuh tujuan penumpang ojol per kilometer.

Kenaikan tarif ojol ini merupakan kebijakan pemerintah pusat dengan daerah berbeda. Tergantung, imbuh Suryanto, pada masing-masing zonasi. Untuk zona I, terdiri dari seluruh Sumatera, Bali, dan Jawa kecuali Jabodetabek. Tarif bawah akan naik sebesar 8 persen dan 8,7 persen untuk tarif batas atas.

metaranews.co
Suryanto – Pembina PPOK. (Anis Firmansah/Metaranews)

Pria bertopi merah merinci biaya tarif ojol batas bawah: Rp 2.000, semula Rp1.850/km. Biaya jasa batas atas: Rp 2.500, semula Rp2.300/km. Biaya jasa minimal: Rp 8.000 – Rp 10.000, semula Rp 9.250 – Rp 11.500.

“Kalau tidak salah naiknya sekitar Rp1.000 an per Kilometer-nya, karena setiap jarak tempuh tidak sama antar penumpang, ” terang Suryanto.

Selain itu, belum lagi persaingan beberapa provider ojol di Kota Kediri. Hal itu akan memperketat persaingan ojol di lapangan karena kebijakan kenaikan tarif dasar ojol. Suryanto pun mengilustrasikan pendapatan dari ojol. Apabila dalam sehari mampu mendapatkan orderan sampai 7 kali, maka pendapatan yang diperoleh sekitar Rp 50 ribu. Padahal sebelum ada kenaikan harga BBM dan tarid ojol, biasanya mereka bisa mendapatkan 10 orderan dengan pola kerja 12 jam. Dengan kata lain mereka berangkat pukul 09.00 WIB dan pulang ke rumah pukul 21.00 WIB.

Kalaupun dapat memperoleh orderan penumpang mencapai 10 kali, itu dapat dilakukan sampai larut malam.

“Kalau memperoleh ratusan ribu, sampai malam juga bisa. Yang penting kita berangkat pagi, dan pulang minimal jam 9 malam,” pungkasnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *