Metaranews.co, Kediri – Stan Dekranasda Kota Kediri di pameran International Handicraft Trade (INACRAFT) 2022 di Jakarta Convention Center ramai dikunjungi. Sejumlah istri Menteri Kabinet Indonesia Maju hingga anak Presiden Jokowi berkunjung di stan yang membawa tema Tenun Ikat Kediri – Menjalin Harmoni, Menjaga Tradisi.
“Tadi yang berkunjung ada Bu Hani Pramono Anung, Bu Tri Tito Karnavian juga ada Mbak Kahiyang Ayu putri Bapak Jokowi”, ucap Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Feronica, Rabu (23/3).
“Bu Tito saya ajak melihat langsung proses pembuatan tenun ikat, biar beliau tahu gimana rumit dan susahnya proses membuat satu lembar kain tenun. Kebetulan kami membawa langsung dari Kota Kediri sebuah alat tenun bukan mesin (ATBM) sekaligus perajinnya agar orang tahu dan bisa memahami gimana proses pembuatannya”, jelas Bunda Fey.
Istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar tersebut juga tak lupa memberikan souvenir berupa buku Tenun Ikat Kediri – Menjalin Harmoni, Menjaga Tradisi yang berisi sejarah tenun ikat, proses dan tahapan pembuatan, profil kampung tenun, dan diskografi kegiatan yang diinisiasi Bunda Fey untuk memajukan tenun ikat Kota Kediri di skena fashion Indonesia hingga manca negara.
“Tema stan pameran kami memang memadukan unsur yang berkesan modern, namun tidak berjarak dengan tradisi sebagai akar budaya Kota Kediri. Sentuhan modern bisa dilihat dari penataannya yang cenderung simpel dan clean dengan nuansa putih, ada mini galeri foto event Dhoho Street Fashion yang kami displai di neon box dua sisi berbingkai kayu, juga ada busana rancangan Priyo Oktaviano dan Didiet Maulana. Itu kami kawinkan dengan memboyong alat tenun bukan mesin yang kami bawa dari Kota Kediri. Tapi, semua itu tidak membuat stan kami penuh sesak agar orang masih bisa nyaman menikmatinya, itulah kenapa kami juga tidak menggunakan atap agar secara visual lebih longgar dan nyaman dilihat”, jelas Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri, Prihastuti Tintawati.
“Semua atas arahan Bunda Fey, kami berusaha menerjemahkan visi beliau. Karena memang secara pasar, tenun ikat ini meskipun terkesan tua secara sejarah, tapi juga tidak boleh berjarak dari anak-anak muda sebagai market potensial”, tutup Tinta.(E2)