Metaranews.co, Jember – Festival Jalan Sehat Tanggul–Jember Tradisional (Tajemtra) ke-48 pada Sabtu (23/8/2025), tidak hanya diramaikan ribuan peserta dari berbagai kalangan.
Tahun ini, belasan penyandang disabilitas di Kabupaten Jember juga ikut menorehkan kisah inspiratif dengan menuntaskan rute 30 kilometer yang membentang dari Tanggul hingga Kota Jember.
Ketua regu disabilitas, Bahtiar Alhamid, menyebut partisipasi mereka dalam Tajemtra bukan sekadar untuk meramaikan acara tahunan tersebut, melainkan bentuk pernyataan bahwa kaum difabel memiliki hak yang sama dalam ruang publik.
“Motivasinya adalah kita ingin setara. Apalagi Tajemtra ini untuk umum, kenapa disabilitas enggak bisa ikut,” ujar Bahtiar.
Menurutnya, kelompok yang dia pimpin beranggotakan 12 orang, mayoritas merupakan penyandang tuna daksa.
Meski memiliki keterbatasan fisik, semangat mereka tidak kalah dengan peserta lain.
Selama menempuh perjalanan, sebagian peserta menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan, bahkan ada satu peserta yang harus didorong relawan menggunakan kursi roda.
Dalam perjalanan, sempat terjadi kendala ketika salah satu kendaraan mogok akibat aki tekor, namun hal itu tidak menghentikan langkah mereka.
“Beruntung, dari teman-teman ada teknisi juga. Makanya, kita kalau ikut apapun pasti harus ada teknisinya,” jelas Bahtiar.
Tahun ini menjadi kali kedua kelompok disabilitas Jember berhasil menaklukkan Tajemtra.
Sebelumnya, mereka pernah ikut serta pada 2018 dan mencapai garis akhir dengan penuh semangat, namun sejak 2019 hingga 2024 partisipasi mereka terhenti.
Bagi mereka, Tajemtra bukan sekadar ajang jalan sehat, tetapi juga wadah untuk menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak membatasi semangat berpartisipasi.
Kehadiran para penyandang disabilitas ini pun mendapat perhatian banyak peserta lain yang menganggap perjuangan mereka sebagai inspirasi dalam perayaan tradisi tahunan terbesar di Jember.
Sementara itu, Bupati Jember, Muhammad Fawait atau Gus Fawait, yang hadir langsung dalam acara tersebut menyampaikan apresiasinya atas semangat masyarakat.
Dia menegaskan bahwa Tajemtra bukan hanya gerak jalan biasa, melainkan simbol kebersamaan masyarakat Jember dalam memperkuat persatuan.
“Peserta Tajemtra berjuang menuju garis finis. Ini tandanya Jember akan kita bangkitkan lagi untuk mencapai kejayaan di Jember Baru, Jember Maju,” ujarnya.
Menurut Gus Fawait, antusiasme masyarakat jauh melampaui perkiraan panitia, bahkan dia mengaku terkejut dengan jumlah peserta yang membludak meski persiapan acara tidak terlalu besar.
“Antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Saya gak nyangka karena persiapannya ala kadarnya. Tadi kita sudah mendapatkan masukan untuk tahun depan. Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih gebyar lagi,” katanya.
Gus Fawait berharap Tajemtra dapat berkembang menjadi agenda berskala nasional bahkan internasional.
Pasalnya, tahun ini sudah ada peserta yang datang dari beberapa kabupaten/kota lain hingga perwakilan dari luar negeri.
“Kalau hari ini pesertanya sudah ada yang dari beberapa kabupaten/kota, bahkan luar negeri. Mudah-mudahan tahun depan lebih banyak lagi,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jember, Edy Budi Susilo, mengungkapkan bahwa antusiasme peserta dari berbagai kalangan tahun ini sangat tinggi.
Sejak pendaftaran dibuka pada 15 Juli hingga 20 Agustus 2025 di tujuh titik, tercatat sebanyak 15.171 peserta resmi mengikuti Tajemtra, angka ini meningkat dibanding tahun lalu yang berjumlah 15.155 peserta.
“Tajemtra bukan hanya ajang olahraga, tapi juga kebersamaan. Ada peserta dari 13 kabupaten di Jawa Timur, juga daerah lain seperti Bali, Jakarta, Bandung, hingga Sumatera Barat,” ujarnya.
Dari total peserta tersebut, 6.811 orang tercatat sebagai peserta pria dan 5.700 orang peserta wanita kategori individu.
Sementara itu, untuk kategori umum terdapat 175 tim pria dan 41 tim wanita.
Dari sektor pendidikan, panitia mencatat keikutsertaan 14 tim pria dan 6 tim wanita.
Selain itu, panitia juga menerima 300 delegasi kehormatan yang terdiri atas unsur Forkopimda, para pejabat daerah, camat, hingga komunitas perempuan.
Suasana Tajemtra semakin semarak dengan adanya hiburan di sepanjang rute.
Panggung musik didirikan di balai desa dan kantor kecamatan, sementara penampilan marching band dari Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) turut menyemangati para peserta.
Panitia juga menaruh perhatian besar pada kesehatan peserta.
Ambulans dan tenaga medis disiagakan di setiap satu kilometer rute untuk mengantisipasi peserta yang mengalami gangguan kesehatan.
Kehadiran tim medis ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh peserta, termasuk para warga asing yang baru pertama kali merasakan atmosfer Tajemtra.